Berbagai skenario telah disusun, lanjut dia, mulai dari kuota normal hingga pembatasan kuota 50 persen, 30 persen, 25 persen hingga 5 persen.
Skema kuota semacam itu dipersiapkan lantaran pandemi Covid-19 di seluruh dunia yang hingga kini masih terjadi, dengan asumsi Pemerintah Arab Saudi membuka akses dengan beberapa syarat, kuota salah satunya.
"Dengan kuota lima persen dari kuota normal saja, waktu penyiapan yang dibutuhkan tidak kurang dari 45 hari," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Selain itu, Khoirizi menjelaskan bahwa persiapan penyelenggaraan juga dilakukan, baik di dalam dan luar negeri.
Beberapa contohnya adalah kontrak penerbangan, pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih), penyiapan dokumen perjalanan, penyiapan petugas dan pelaksanaan bimbingan manasik.
Demikian pula dengan penyiapan di Arab Saudi sendiri, baik akomodasi, konsumsi, maupun transportasi, termasuk skema penerapan protokol kesehatan haji dan lainnya.
Namun, semuanya diketahui baru bisa diselesaikan jika besaran kuota haji sudah diterima dari Saudi.
Lebih lanjut, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas juga sempat berkoordinasi dengan Menteri Haji Arab Saudi, Saleh Benten secara virtual pada Januari 2021 lalu.