Demi menyelamatkan perkara finansial itu, Said Didu menegaskan bahwa perlu adanya langkah radikal sesuai keputusan presiden.
"Saat ini Garuda memiliki utang Rp 70 trilyun, ekuitas minus Rp 41 trilyun dan rugi Rp. 16 trilyun - bagaikan pasien yg berada di ICU yg sdh gunakan ventilator dan alat pacu jantung. Utk selamatkan, perl langkah radikal sesuai kptsn Presiden," kata Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa kini Garuda Indonesia akan fokus pada bisnis penerbangan domestik, yang akan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di dalam negeri.
Perubahan bisnis Garuda Indonesia ke domestik ini dilakukan sebagai upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari persoalan finansial yang sedang dialami akibat kerugian perseroan.***