PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap menyoroti pernyataan M. Qodari soal gagasan jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencapai tiga periode.
Seperti diketahui, Qodari yang merupakan seorang pengamat politik itu belakangan ini kerap melayangkan wacana jabatan Presiden Jokowi tiga periode.
Meski demikian, Jokowi sebelumnya memang telah menyatakan bahwa dirinya menolak wacana jabatan presiden tiga periode.
Akan tetapi menurut politisi Partai Demokrat, Irwan Fecho, bila Qodari tidak ditegur, berarti pihak Istana memang sengaja membiarkan isu tiga periode itu bergulir.
Lebih lanjut, Yan Harahap pun melontarkan sindiran pada Jokowi melalui akun Twitter-nya, @YanHarahap.
Ia menduga bahwa mantan Wali Kota Solo itu memang 'menginginkan' jabatan tiga periode bila sampai saat ini tidak mau menegur Qodari.
“Jika Pak @jokowi tak mau menegurnya, orang bisa berfikir, jangan2 ia memang ‘menginginkannya’,” kata Yan Harahap pada Jumat, 18 Juni 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sebelumnya, Irwan Fecho menyatakan bahwa gagasan jabatan Presiden tiga periode sebagai ‘brutus’ demokrasi.
Sebagai informasi, istilah ‘brutus’ pernah muncul saat periode pertama Jokowi menjabat sebagai Presiden, yakni pada 2014-2019.
Julukan ‘brutus’ itu sendiri pertama kali dilontarkan oleh politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu.
Istilah tersebut diketahui muncul ke permukaan ketika mulai beredarnya isu bahwa ada pihak yang sengaja menghambat komunikasi PDI Perjuangan dengan Jokowi.
Dalam sejarah dunia, Brutus merupakan seorang senator Romawi yang merupakan pelaku konspirasi pembunuhan Kaisar Romawi Kuno, Julius Cesar.
Perlu diketahui, Qodari sendiri adalah salah satu pihak yang aktif menggaungkan gagasan jabatan presiden tiga periode.
Di samping itu, Qodari juga merupakan penggagas gerakan Jokowi-Prabowo versus kotak kosong di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.***