Kimia Farma Produksi 3 Jenis Obat Terapi yang Diperuntukkan bagi Pasien Covid-19

- 7 Juli 2021, 15:40 WIB
Ilustrasi obat.
Ilustrasi obat. /Pixabay

PR DEPOK – Untuk mendukung pemulihan kesehatan pasien Covid-19 di Indonesia, PT Kimia Farma sedang memproduksi 3 jenis obat terapi.

Tidak hanya memproduksi, Direktur Utama PT Kimia Farma, Verdi Budidarmo menyampaikan bahwa obat terapi jenis Azithromycin, Favipiravir, dan Remdesivir tersebut sedang didistribusikan.

Ketiga jenis obat itu bahkan kini diproduksi 33 perusahaan di Indonesia.

Baca Juga: Olla Ramlan Ungkap Karakter Ashanty yang Cerewet dan Panikan, Anang Hermansyah: Iya Betul

"Kimia Farma melakukan produksi Azithromycin tablet yang diproduksi oleh 33 perusahaan di Indonesia, di mana 19 perusahaan memproduksi Azithromycin generic salah satunya Kimia Farma," kata Verdi Budidarmo di Jakarta, pada Rabu 7 Juni 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Ia menyebutkan bahwa khusus obat terapi Azithromycin telah didistribusi sejak Juni 2021 sebanyak 58.000 kemasan dus usai diproduksi dan setiap dus berisi 20 tablet.

Proses distribusi obat terapi ini, salah satunya melalui PT Kimia Farma Apotek yang saat ini tersebar di berbagai daerah berjumlah 1.233 apotek.

Baca Juga: Jika Covid-19 Meningkat, Jokowi Buka Opsi PPKM Darurat di Luar Jawa-Bali

"Pada bulan ini kita akan mendistribusikan sejumlah hampir enam juta tablet dan bulan-bulan selanjutnya," katanya.

Pasangan, obat terapi Favipiravir, PT Kimia Farma masih menargetkan produksinya sampai dengan 23 Juli 2021 dengan jumlah 7 juta tablet.

Verdi mengatakan Favipiravir sudah memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit melalui Kimia Farma Trading and Distribution.

Baca Juga: Meski PPKM Darurat Diterapkan di Depok, Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Terpantau Stabil

"Favipirapir ini merupakan produksi PT Kimia Kimia. Ada enam industri dalam negeri yang juga memproduksi dengan menggunakan bahan baku hampir semuanya impor," ujarnya.

Sedangkan, obat terapi Remdesivir, PT Kimia Farma masih berupaya memenuhi permintaan masyarakat.

"Saat ini ada 7 industri farmasi di Indonesia yang melakukan importasi, di mana salah satunya Kimia Farma," katanya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Bentuk Pie dan Lihat Seperti Apa Karakter Anda Sebenarnya

Pemenuhan produk obat terapi Remdesivir injeksi diperuntukkan untuk kebutuhan di dalam negeri dan diharapkan bisa luncur pada September 2021.

"Adapun untuk pengembangan produk Remdesivir injeksi dalam negeri ini yang diproduksi oleh Kimia Farma bersama PT Phapros nanti merupakan pengembangan bahan baku obat, di mana pengembangan bahan baku obatnya juga merupakan produksi dari anak usaha Kimia Farma," katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah