"Semua yang terjadi ini baru mau," tutur Gus Jazil mengatakan dengan tegas.
Lantas, ia menekankan bahwa setiap niat baik orang untuk membantu harus dihargai. Lebih-lebih saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan.
"Jangankan Rp2 triliun, Rp200 ribu saja sudah sangat berharga. Tetapi jangan kemudian orang yang berkeinginan baik justru menjadi tersangka," ujarnya.
Maka dari itu, pria berusia 49 tahun ini mengatakan publik tidak perlu terlalu serius menanggapi persoalan ini dan tidak perlu saling menyalahkan, termasuk polisi.
Baca Juga: Cara Daftar Bansos Agustus 2021 di DTKS Kemensos, Ada Bonus Beras 10 Kilogram
"Apanya yang mau disalahkan 'wong' ini orang datang mau menyumbang. Terus sekarang merasa tertipu, ter-prank, apanya yang ter-prank? Ya, namanya ada orang mau menyumbang masa Polda disalahkan? Orang mau menyumbang, ya, silahkan," katanya.
Meski demikian, ia berpendapat jika keluarga Akidi Tio ini sebenarnya mau membuat lelucon atau benar-benar mau membantu, atau memang kesulitan untuk mencairkan uang Rp16 triliun yang diklaim memang benar ada di Singapura, tidak ada salahnya pemerintah membantu.
"Tapi cerita-cerita begini ini banyak sekali di masyarakat. Dulu ada cerita uang Bung Karno, ada juga bongkar-bongkar makam di Batu Tulis, itu biasa, tidak usah serius-serius," kata Gus Jazil.
Menurutnya, fenomena keluarga Akidi Tio berniat menyumbangkan uang sebesar Rp2 triliun itu mirip dengan cerita Abu Nawas mau terbang.