Network
PR DEPOK - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkap masa-masa kenakalan ketika ia menjadi bad boy saat muda dulu.
Ridwan Kamil mengakui bahwa dirinya dulu merupakan anak yang hiperaktif dan hobi bermain.
"Ini kalau lihat muka saya di-zoom ya, walaupun sudah perawatan, itu codetnya banyak Kang, karena saya itu anak hiperaktif. Hobinya itu main," ujar Ridwan Kamil, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
Mantan Wali Kota Bandung itupun menceritakan pengalamannya menjadi anak yang nakal.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku pernah berantem saat main bola hingga tak bayar ongkos angkot.
"Berantem main bola, kemudian pernah naik angkot nggak bayar. Nah ini lucu, waktu SD saya nggak duit tapi pengen pulang kan. Nah aku ada trik nih, nanti pas aku bilang 'angkot setop', nah pas dia noleh aku lari, itu skenarionya," katanya bercerita.
Baca Juga: Saipul Jamil Pertanyakan Dirinya Dilarang Muncul di TV, Ketua KPI: Boleh Tampil untuk...
"Tau-taunya minggu depannya saya ketemu si supir itu di depan rumah, ternyata supir itu tetangga. Dia lapor ke ibu saya, ibu saya yang bayarin," tutur Kang Emil.
Ia bahkan mengaku sempat ditangkap dan diamankan oleh satpam lantaran kedapatan berenang di kolam air mancur kantor balai kota.
"Ditangkap satpam, tapi pas saya ingat (saat) saya wali kota, saya bilang 'kalau mau jadi Wali Kota Bandung, berenang di sini SD, jadi kan'. Banyak Kang cerita yang nakal-nakal, tapi bukan kriminal ya. Bukan nyuri, bukan narkoba, bukan apalah gitu," ujar Ridwan Kamil.
Namun, semua kenakalan yang sempat dilakukannya itu selalu diubahnya menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.
Salah satu pengalaman yang memotivasinya itu adalah saat dirinya menyelesaikan tugas akhir di ITB.
Menurut Gubernur Jawa Barat itu, masa-masa menyelesaikan tugas akhir itu merupakan salah satu titik terendah dalam hidupnya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama Ungkap yang Selalu Anda Debatkan Saat Menjalin Cinta
"Coba bayangin, sudah itu tahun tersulit, kan dosennya killer-killer ya. Pokoknya dosen-dosen Indonesia itu menurut saya pelit-pelit, karena saya sekolah di Amerika setelah dari ITB nilainya gampang-gampang," kata Ridwan Kamil.
Namun semua kesedihan dan kesulitannya itu ia curahkan menjadi prestasi.
Hingga akhirnya Ridwan Kamil bisa menjadi lulusan terbaik saat lulus kuliah.***
