PPKM Berakhir Hari Ini, Pakar Khawatir Risiko Ini Terjadi jika Indonesia Euforia Berlebihan

- 13 September 2021, 09:05 WIB
Ilustrasi PPKM di Jakarta.
Ilustrasi PPKM di Jakarta. /Reno Esnir/ANTARA

PR DEPOK – Terkait kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sesuai jadwal akan berakhir hari ini, cukup dikhawatirkan para ahli.

Hermawan Saputra, seorang pakar ilmu kesehatan dari Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia menilai bahwa PPKM kemungkinan akan menjadi pilihan selanjutnya, mengingat level penyebaran setiap daerah berbeda.

"Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan berakhir Senin 13 September 2021. Rasa-rasanya PPKM itu tetap akan jadi pilihan, karena skala nasional itu tidak sama satu daerah dengan daerah yang lain, ada daerah yang masih level 4, ada daerah yang level 3, bahkan ada level 2. Tapi kehati-hatian itu sangat penting,” kata Hermawan Saputra melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Bantu Sukseskan Pelaksanaan PON XX Papua, PLN Siaga Antisipasi Gangguan Listrik

Lantas, ia berpendapat bahwa kebijakan relaksasi aktivitas masyarakat berisiko menjadi bumerang karena bisa memicu lonjakan kasus baru.

Maka dari itu, ia mengingatkan agar pemerintah tidak tergesa-gesa menerapkan relaksasi aktivitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Terkait dengan pelonggaran aktivitas yang diberikan, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

“Pelonggaran ini harus dimaknai kehati-hatian yang luar biasa, tidak sama ritme satu daerah dengan daerah lain,” ujarnya.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Kemensos untuk Dapatkan Bansos 2021, Lengkap dengan Syarat dan Cara Cek Nama Penerima

Hermawan juga berharap agar masyarakat dan dunia usaha tidak merespons penurunan kasus Covid-19 dengan euforia berlebihan.

Pasalnya, setiap saat ada potensi kasus Covid-19 untuk kembali meningkat.

“Jangan sampai ada kenaikan kasus yang signifikan. Jangan sampai ada varian baru yang lolos. Kita tahu ada varian Mu. Jangan sampai menjadi tantangan seperti Delta yang Juni-Juli sudah luar biasa,” katanya.

Ia lalu memberikan contoh beberapa negara yang saat ini kembali mengalami lonjakan kasus baru meski tingkat vaksinasi Covid-19 masyarakatnya tergolong tinggi.

Baca Juga: Tanggapi Harta Kekayaan Pejabat yang Naik di Masa Pandemi, Cholil Nafis: Berbanding Terbalik dengan Rakyat

Misalnya, seperti Amerika dan Australia kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19.

“Amerika walaupun warganya sudah divaksin luar biasa, tetapi tetap potensi kenaikan kasusnya tinggi karena ada varian baru dan pelonggaran di mana-mana. Jadi, dunia tetap waspada. WHO pun belum cabut status pandemi. Indonesia tidak boleh euforia,” katanya.

Selain itu, untuk mencegah kenaikan kasus, pemerintah pun perlu terus meningkatkan testing dan tracing.

Sedangkan, masyarakat tetap mematuhi prokes meskipun ada pelonggaran aktivitas.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 20 Sedang Diproses? Ini Arti dan Penjelasannya

"Tapi masyarakat juga harus berperilaku yang baik. Tetap protokol kesehatan walaupun ada relaksasi pelonggaran, tidak boleh ada pengecualian, tidak boleh aji mumpung,” katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x