Network
PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengomentari pernyataan yang dilontarkan oleh pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pasalnya, Refly Harun mengajak masyarakat Indonesia agar waspada terhadap China karena negara tersebut mayoritas tidak beragama.
Peringatan tersebut disampaikan Refly Harun terkait kabar Pemerintah China yang meminta Apple untuk menghapus aplikasi Alquran dari App Store.
Selain itu Refly Harun juga mengingatkan bahwa China merupakan salah satu negara yang kerap menjalin kerja sama dengan Indonesia. Oleh karena itu, ia memperingatkan masyarakat agar hati-hati.
Peringatan yang diberikan Refly Harun kepada masyarakat Indonesia soal China ini kemudian dikomentari oleh Ferdinand Hutahaean.
Tampak tidak setuju, Ferdinand Hutahaean pun menyinggung latar belakang pendidikan Refly Harun.
Baca Juga: Disomasi Propeksos Soal Pekerjaan Sosial, Deddy Corbuzier: LAH...
Ferdinand Hutahaean berpendapat bahwa Refly Harun tidak memahami mengenai adanya kesetaraan manusia di dalam hukum.
Lebih lanjut, ia juga menilai pendapat yang disampaikan Refly Harun terkait China tersebut adalah tindakan yang memalukan.
“Seorang terpelajar, sekolah tinggi, Doktor hukum, tapi berpendapat seperti dukun pemecah belah. Tak terlihat dia paham kesetaraan manusia dlm hukum. Cina ada yg beragama Budha, Kristen dan Islam. Mgp seorang Refly berpendapat sehina ini? Memalukan..!” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3.
Baca Juga: Rekap Hasil Denmark Open 2021: The Minions dan Tommy Sugiarto Lolos ke Babak 16 Besar
Sebagai informasi, Refly Harun adalah seorang ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia.
Refly Harun pernah ditunjuk oleh Mahfud MD sebagai Ketua Tim Anti Mafia Mahkamah Konstitusi setelah ia mensinyalir adanya mafia hukum di Mahkamah Konstitusi.
Sebelumnya Refly Harun aktif sebagai staf ahli salah seorang hakim konstitusi dan juga pernah sebagai konsultan dan peneliti di Centre of Electoral Reform (CETRO).
Refly Harun memiliki kanal YouTube pribadi dengan konten berisi komentar isu-isu politik atau terkini yang terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Dashboard Kartu Prakerja Tidak Bisa Dibuka? Lakukan Hal Ini agar Bisa Masuk ke www.prakerja.go.id
Tak jarang pula dia mendapat kritikan lantaran pernyataannya yang kerap mengkritik pemerintah.***
