"Sandingkan foto: Sukarno - Mustafa (sama2 paki jas dan dasi). Walisongo - Alfatih (sama2 pakai sorban)," ujar Fahri Hamzah seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Fahrihamzah pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Analogi tersebut menurutnya lebih tepat disebut sebagai pertukaran tokoh untuk dijadikan nama jalan di dua negara, yakni Indonesia dan Turki.
Selain itu ia juga menanyakan kembali terkait bersediakah Turki apabila Muhammad Al Fatih yang dijadikan nama jalan di Indonesia.
Baca Juga: Ashanty Sebut Arsy Hermansyah Ingin Syuting Film Lagi: Jiwa Seninya Kentel
"Ini lebih pas jadi tukeran. Lagian tanya turkinya mau gak?," ucapnya.
Bukan tanpa alasan, hal itu disampaikan lantaran menurut Fahri Hamzah penggantian nama jalan tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan dua negara.
Dia menyebut hal itu sebagai konsep sister city yang disepakati dan ditandatandangi dua negara, dalam kasus ini adalah Turki dan Indonesia.
"Nama jalan, sama dengan konsep sister city itu resiprokal (ada di sini - ada di sana) lalu disepakati, lalu teken bareng," ucap Fahri Hamzah menambahkan.
Baca Juga: Sosok Stefan William di Mata Celine Evangelista: Laki-laki Terbaik yang Pernah Aku Temui