Joe Biden dan Jokowi Minta Militer Myanmar Segera Bebaskan Tahanan Politik

- 2 November 2021, 15:55 WIB
Presiden RI, Joko Widodo.
Presiden RI, Joko Widodo. /Soe Zeya Tun/Reuters

PR DEPOK - Presiden AS Joe Biden dan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta militer Myanmar untuk segera membebaskan tahanan politik.

Kedua kepala negara itu juga menyerukan untuk menghentikan semua kekerasan selama pertemuan di sela-sela konferensi iklim PBB di Glasgow, Skotlandia.

Menurut Gedung Putih, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 2 November 2021, Biden dan Jokowi menyatakan keprihatinan mengenai kudeta di Myanmar.

Baca Juga: Atalanta vs Manchester United di Liga Champions: Jadwal, Prediksi Susunan Pemain, dan Link Live Streaming

AS dan Indonesia juga meminta militer Myanmar untuk menghentikan kekerasan, membebaskan semua tahanan politik, dan menyediakan kembalinya demokrasi dengan cepat.

Joe Biden secara khusus menyatakan dukungan untuk posisi ASEAN pada pemerintah militer Myanmar, yang bulan lalu memboikot pertemuan puncak kelompok regional Asia Tenggara setelah ketuanya dilarang dari acara virtual tersebut.

Diketahui, Myanmar telah terperosok dalam kekerasan dan kerusuhan sipil sejak kudeta militer merebut kekuasaan pada Februari lalu.

Baca Juga: 'Joker' Lukai 17 Orang di Kereta Demi Hukuman Mati, Begini Kronologi Aksi Kyota Hattori di Perayaan Halloween

Menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh pemantau hak, Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), setidaknya ada 1.229 orang tewas sejak kudeta, sementara lebih dari 9.500 telah ditangkap.

Para pengunjuk rasa juga menghadapi pemukulan dan penangkapan; menurut laporan, setidaknya 131 yang meninggal disiksa sampai mati.

Kekerasan antara militer dan kelompok pemberontak etnis juga meletus, memaksa puluhan ribu orang mengungsi di dalam negeri atau melintasi perbatasan ke Thailand.

Baca Juga: Indonesia Dukung Penuh Perjuangan Palestina, Jokowi: Siap Mendorong Kuartet Internasional

Sebelumnya pada Senin kemarin, pemerintahan Biden menyambut misi pribadi ke Myanmar oleh mantan duta besar AS untuk PBB, Bill Richardson, sebagai cara yang memungkinkan untuk membantu mempercepat akses kemanusiaan ke negara itu.

Departemen Luar Negeri mengatakan Richardson melakukan perjalanan sendiri dengan harapan dapat membantu meyakinkan para pemimpin Myanmar untuk mengizinkan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk pandemi virus corona dan kebutuhan mendesak lainnya.

“Richardson memiliki pengalaman luas dalam menangani masalah kemanusiaan”

Baca Juga: Anak Pertama Ali Syakieb dan Margin Wieheerm Lahir, Lesti Kejora Turut Beri Ucapan Begini

“Meskipun ini bukan upaya yang disponsori oleh, atau atas nama, Pemerintah Amerika Serikat, kami berharap perjalanannya berkontribusi pada peningkatan akses kemanusiaan,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengetahui misi tersebut, kata juru bicara Richardson Madeleine Mahony.

Mahony menolak mengatakan apakah Richardson juga akan bekerja untuk pembebasan jurnalis Amerika Danny Fenster yang telah dipenjara di Myanmar sejak 24 Mei.

Baca Juga: Titiek Puspa Ulang Tahun ke-84, Inul Daratista Sampaikan Ucapan dan Doa

Untuk diketahui, Fenster ditahan di Bandara Internasional Yangon, Myanmar, saat hendak naik pesawat ke AS.

Dia adalah redaktur pelaksana Frontier Myanmar, sebuah majalah online yang berbasis di Yangon, kota terbesar Myanmar.

Fenster didakwa karena diduga menyebarkan informasi palsu atau menghasut. Pelanggaran ini dapat dihukum hingga tiga tahun penjara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah