Fasilitasi Irigasi 11.950 Hektare Sawah di Aceh, Kementerian PUPR Targetkan Bendungan Rukoh Rampung 2022

- 24 Februari 2020, 15:55 WIB
Bendungan Rukoh di Kecamatan Pidie, Aceh masih dalam tahapan pembangunan
Bendungan Rukoh di Kecamatan Pidie, Aceh masih dalam tahapan pembangunan /Setkab

PIKIRAN RAKYAT - Sebagai upaya mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air di Provinsi Aceh, Pemerintah Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan menyelesaikan pembangunan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh.

Dikutip dari situs Sekretariat Kabibet oleh pikiranrakyat-depok.com bendungan mempunyai arti penting bagi masyarakat untuk mengairi lahan persawahan seluas 11.950 hektare (Ha) khususnya di Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie.

Selain sebagai sumber irigasi, bendungan juga diharapkan dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie.

Baca Juga: Hugh Jackman Kirim Pesan Dukungan pada Anak Malang Quaden Bayles yang Dibully

Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan dan sebagai destinasi wisata baru.

Berdasarkan penuturan dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

Di samping itu, menurut Menteri PUPR, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

Baca Juga: Respon Kenaikan Tarif, BPJS Depok Permudah Peserta JKN-KIS Turun Kelas

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri PUPR Basuki seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari situs Sekretariat Kabinet.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Djaya Sukarno menyatakan, saat ini progres konstruksi bendungan sudah sebesar 8,69 persen dan ditargetkan selesai pada 2022.

Bendungan yang berada di aliran Sungai Krueng Rukoh ini memiliki luas area genangan mencapai 767 ha dan disiapkan untuk menampung air hingga 128 juta meter kubik.

Baca Juga: Nikita Mirzani Jalani Sidang Perdana atas Dugaan Kasus Penganiayaan

Bendungan ini dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,5 triliun.

Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT. Nindya Karya (Persero) untuk paket 1 senilai Rp 377 miliar dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sedangkan, untuk paket 2 senilai Rp 1.122 triliun dibangun oleh KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti.

Baca Juga: Serangan Israel di Suriah dan Gaza Tewaskan Dua Pejuang Jihad Islam

“Saat ini konstruksi memasuki tahap penyelesaian outlet terowongan pengelak aliran sungai agar dapat dilakukan pekerjaan utama pada tubuh bendungan,” kata Djaya.

Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.

Selain itu di Kabupaten Pidie juga telah direncanakan pembangunan Bendungan Tiro yang letaknya di hulu dari Bendungan Rukoh.

Baca Juga: Target Rampung 2021, Budi Karya Tegaskan Virus Corona Tak Hambat Pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Djaya mengatakan, saat ini Kementerian PUPR masih menyusun perubahan desain pembangunan Bendungan Tiro yang direncanakan bisa selesai desainnya, dan bila disetujui, dilanjutkan dengan dimulainya kegiatan konstruksi pada tahun 2021, sehingga pembangunan bisa dimulai pada awal tahun 2021.

Menurutnya kedua bendungan tersebut akan saling terhubung lewat dibangunnya terowongan yang dapat mengalirkan air ke Bendungan Rukoh saat tampungan di Bendungan Tiro melewati kapasitas.

“Untuk desain pembangunan, Bendungan Tiro masih menunggu sertifikasi dan persetujuannya karena ada perubahan akibat permasalahan lahan sehingga dibuat tampungan air yang lebih kecil. Jika sebelumnya dirancang untuk menampung air sebanyak 45 juta m3 (meter kubik) menjadi hanya 15 juta m3 (meter kubik),” tutur Djaya.

Baca Juga: Laporkan 763 Kasus Baru Virus Corona, Begini Nasib Buruh WNI di Daegu

Sebelumnya, pada tahun 2016, Bendungan Rajui berkapasitas 2,67 juta m3 (meter kubik) untuk mengairi areal persawahan seluas 1.000 hektare (ha) juga telah diselesaikan di Kabupaten Pidie.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x