Jamin Ketersediaan Pasokan Bahan Pokok Akibat Virus Corona, Kemendag: Masyarakat Jangan Panic Buying

- 5 Maret 2020, 08:03 WIB
PARA pembeli yang mengenakan topeng pelindung mendorong gerobak mereka melewati rak-rak supermarket yang kosong, biasanya penuh dengan kertas toilet dan roti gulung, di Hong Kong pada 6 Februari 2020.*
PARA pembeli yang mengenakan topeng pelindung mendorong gerobak mereka melewati rak-rak supermarket yang kosong, biasanya penuh dengan kertas toilet dan roti gulung, di Hong Kong pada 6 Februari 2020.* /BLOOMBERG/

Sementara itu, berkaitan dengan kebijakan ekspor yang terkait dengan antisipasi dampak virus corona terhadap perdagangan, Agus menegaskan bahwa tidak ada larangan ekspor untuk produk masker ke pasar dunia.

Namun, pemerintah mengimbau para eksportir dalam negeri untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masker di Indonesia saat ini.

“Menyikapi permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap masker dan hand sanitizer, kami mengimbau para produsen barang tersebut untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: Menkominfo, Menlu hingga Menkes Angkat Bicara Soal Kasus Virus Corona di Indonesia

"Imbauan ini juga ditujukan kepada para distributor dan penjual pengecer,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan berbagai kebijakan untuk menjaga perekonomian dari ancaman disrupsi proses produksi dan distribusi barang akibat terganggunya perdagangan internasional.

Dalam hal ini, pemerintah mendorong integrasi Indonesia National Single Window (INSW) dengan Inaportnet melalui pembentukan National Logistics Ecosystem untuk mengurangi biaya logistik di pelabuhan.

Baca Juga: 3 Insiden Rasis Penyerangan terhadap Mahasiswa Tiongkok di Inggris

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijomo menjelaskan, pemerintah pun menyederhanakan berbagai ketentuan Larangan-Pembatasan (Lar-Tas) atau Tata Niaga Ekspor seperti SVLK, Health Certificate, Surat Keterangan Asal dll.

Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pengurangan terhadap Lar-Tas Impor dan percepatan proses impor, terutama yang diimpor oleh 500 importir terpercaya (reputable importer), untuk memperlancar pemasukan bahan baku dan bahan penolong untuk industri.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kementerian Perdagangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x