Adapun pada Januari 2021, Eijkman mengusulkan anggaran untuk melakukan kegiatan riset optimasi bibit vaksin sesuai dengan permintaan industri seperti untuk peningkatan yield, kemurnian dan imunogenisitasnya.
Penggunaan anggaran salah satunya diperuntukkan untuk pengadaan bioreaktor yang penting untuk memperbanyak bibit vaksin. Anggaran itu telah disetujui oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
Akan tetapi, saat itu ternyata akan dimulai proses peralihan ke BRIN, sehingga anggaran yang sebelumnya telah disetujui Kementerian Riset dan Teknologi, tidak kunjung cair.
"Karena kelihatannya sudah mulai proses pergantian (ke BRIN), jadi anggarannya yang katanya sudah disetujui tapi tidak kunjung cair sampai akhir periode," ujar Amin Soebandrio, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 18 Januari 2022: Ada Lebih dari Satu Rintangan
Meski begitu, para peneliti di laboratorium terus berupaya untuk meningkatkan hal-hal yang diminta industri.
Eijkman juga menempatkan dua peneliti di PT Bio Farma untuk melakukan secara paralel pengembangan selanjutnya agar bibit vaksin memenuhi persyaratan industri.
Sebelum akhir 2021 lalu, Eijkman telah mampu meningkatkan yield, kemurnian dan imunogenisitas dari bibit vaksin sesuai dengan permintaan industri.
Baca Juga: Beredar Video Syur Mirip Nagita Slavina, Ini Penjelasan Polisi