Hasil pengujian bibit vaksin juga memberikan respons yang sangat bagus terutama terkait imunogenisitasnya.
Adapun Mitra industri, PT Bio Farma, menilai hasil itu telah sesuai dengan permintaan, sehingga pengembangan vaksin menggunakan bibit vaksin tersebut dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Akan tetapi, terjadi proses integrasi berbagai lembaga penelitian dan pengembangan termasuk Eijkman ke BRIN.
Usai bergabung ke BRIN, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berganti menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman.
Saat ini, Amin mengungkapkan akan diadakan pembahasan antara PT Bio Farma dengan BRIN tentang proses selanjutnya dari bibit vaksin tersebut, yaitu persiapan uji praklinik, dan kemudian dilanjutkan ke uji klinik 1, 2 dan 3.
Pada kondisi itu, Amin menjelaskan bahwa target mendapatkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman pada pertengahan 2022 belum bisa tercapai, bahkan akan mundur dari jadwal sebelumnya.
"Melihat perkembangan itu di mana saat ini masih dalam proses pembahasan itu kelihatannya belum bisa selesai di pertengahan tahun ini, mungkin yang selesai tahun ini mungkin yang dikembangkan teman-teman di tempat lain, tapi yang (vaksin) Merah Putih Eijkman mungkin masih sampai akhir tahun ini atau awal tahun 2023, tergantung proses uji klinik dan sebagainya," kata Amin Soebandrio.
Ia pun berharap, dukungan dari semua pihak termasuk Komisi VII DPR RI, dapat mempercepat dan memastikan kualitas vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Eijkman, untuk menangani pandemi Covid-19.***