Dampak Integrasi Eijkman ke BRIN, Vaksin Merah Putih Terlambat, Eks Kepala Eijkman: Anggaran Tak Kunjung Cair

- 18 Januari 2022, 07:00 WIB
Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio berbicara dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin, 17 Januari 2022.
Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio berbicara dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin, 17 Januari 2022. /ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak.

PR DEPOK - Meleburnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berdampak terhadap penelitian vaksin Merah Putih.

Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa vaksin Merah Putih mengalami keterlambatan.

Kabar tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI Jakarta, pada Senin, 17 Januari 2022.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima Bansos PKH Melalui HP, Akses Link ini Segera

"Kalau Lembaga Eijkman diberi kesempatan, diberi fasilitas dan diberi anggaran seperti waktu kami ditugaskan tahun 2020 maka vaksin harusnya bisa lebih cepat," kata Amin Soebandrio.

Amin menjelaskan bahwa izin penggunaan darurat vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman belum bisa didapatkan pada pertengahan 2022, atau mundur dari jadwal dan target yang ditetapkan.

Pada Maret 2020, Amin menuturkan bahwa Eijkman mendapatkan penugasan dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan bibit vaksin untuk Covid-19. Eijkman mengembangkan bibit vaksin dengan platform protein rekombinan dengan menggunakan sel ragi.

Baca Juga: Anya Geraldine Tetiba Ingin Pensiun jadi Artis, Netizen Singgung Masalah Aktingnya: Belum Bagus

Lebih lanjut, pada Desember 2020, Eijkman telah menyelesaikan sekitar 85-90 persen dari pengembangan bibit vaksin.

Lalu, pada Januari 2021, bibit vaksin diberikan ke PT Bio Farma. Usai mitra industri itu meninjau bibit vaksin tersebut, ternyata bibit vaksin belum memenuhi persyaratan industri karena yield masih belum cukup tinggi, kemurnian, dan imunogenisitasnya masih harus diuji.

Halaman:

Editor: Erta Darwati

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x