PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah pihak merespons kabar meninggalnya sejumlah tenaga medis termasuk 6 dokter saat menangani pasien virus COVID-19 asal Kabupaten Bekasi di Jakarta.
Masalah kesehatan memang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. dr Erlina dari RSUP Persahabatan saat acara Indonesia Lawyers Club semalam mengatakan bahwa tenaga medis kekurangan alat pelindung diri saat tangani pasien.
Kelangkaan seperangkat APD tidak hanya terjadi di rumah sakit besar, di daerah, kelengkapan sejumlah rumah sakit terus menjadi sorotan.
Misalnya, di Tasikmalaya tepatnya di RSUD dr Soekardjo terpaksa harus menangani pasien dengan jas hujan lantaran hazmat atau baju pelindung terbatas. Kreasi sama juga terjadi di sejumlah rumah sakit akibat keterbatasan hazmat.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus, Disinfeksi Mandiri Bisa Dilakukan #Dirumahaja
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan pemerintah harus melindungi para tenaga medis, pasalnya mereka rentan terpapar oleh penyakit karena kontak langsung dengan pasien.
“Sebagai garda terdepan penanganan COVID-19, pekerja kesehatan adalah kelompok yang paling rentan terpapar oleh pasien di fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Fakta bahwa banyak dari mereka terinfeksi menunjukkan kurang optimalnya perlindungan Pemerintah kepada mereka,” kata Hamid.
Ia menyampaikan bahwa jika hal itu tidak dilakukan maka akan membahayakan tenaga medis, pasien, keluarga, dan kerabat bahkan masyarakat.