Network
PR DEPOK – Edy Mulyadi, mantan Kader PKS baru-baru ini menghina Kalimantan sebagai ‘tempat jin buang anak’, sehingga Dede Budhyarto buka suara untuk meminta keadilan.
Sebelumnya, viral video pendek Edy Mulyadi yang menghina Kalimantan, tepatnya Kalimantan Timur yang menjadi wilayah IKN (Ibu Kota Negara) sebagai ‘tempat jin buang anak’, kini telah banyak menuai kontroversi dan hujatan dari berbagai kalangan masyarakat.
Salah satunya adalah Dede Budhyarto, komisaris dari PT Pelni (Persero) dan juga pegiat sosial media Twitter ini, memberikan tanggapan melalui unggahan Twitternya, terkait kalimat penghinaan Edy Mulyadi yang mengatakan bahwa Kalimantan Timur adalah ‘tempat jin buang anak’ di dalam sebuah video pendek.
Baca Juga: Prancis Resmi Setop Penjualan Akuarium Mangkuk, Simak Alasannya
Dede Budhyarto mengatakan bahwa perkataan Edy Mulyadi tersebut tidak pantas untuk diucapkan dan harus diproses hukum, meskipun bisa dimaafkan secara musyawarah. Karena sudah termasuk ke dalam dugaan pencemaran nama baik wilayah Kalimantan, sebagai IKN yang baru di Indonesia.
“Jika meminta maaf, akan dimaafkan. Tapi proses hukum harus tetap berjalan,” tulis Dede Budhyarto dalam unggahan Twitter-nya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari unggahan Twitter Dede Budhyarto @kangdede78 pada 24 Januari 2022
Selain itu, Dede Budhyarto juga mengatakan bahwa, Edy Mulyadi harus ditangkap karena perkataannya yang menghina Kalimantan sebagai ‘tempat jin buang anak’ tersebut, sudah termasuk sikap yang tidak pantas untuk ditiru, dan termasuk tindakan pidana.
“Semoga @CCICPolri segera menangkap, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tulis Dede Budhyarto lagi dalam unggahan Twitter tersebut.
Baca Juga: Sakit Hati, Ririe Fairus Blak-blakan Ungkap Perasaan saat Diselingkuhi Ayus Sabyan: Kayak Mati Rasa
Selain itu, Dede Budhyarto juga mengungkapkan kalimat nasehat yang menggunakan Bahasa Dayak yang memiliki arti tentang bersikap adil, bercermin untuk berkata baik seperti di surga karena kehidupan manusia yang bergantung kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.
