Peneliti ITB: 32.000 Kasus Corona Tak Terdeteksi di Jakarta, di Jawa Barat 8.090 Kasus

- 11 April 2020, 20:27 WIB
ANGGOTA Perkumpulan Badut Jawa Barat membagikan masker di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu 11 April 2020.*
ANGGOTA Perkumpulan Badut Jawa Barat membagikan masker di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu 11 April 2020.* /RAISAN AL FARISI/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Institut Teknologi Bandung atau ITB kembali melakukan riset tentang pandemi virus corona di Indonesia.

Melalui Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS), ITB menyatakan, menurut Model Ricard's Curve, Indonesia akan mengalami puncak jumlah kasus harian virus corona pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020.

Kini, Nuning Nuraini, salah satu peneliti ITB kembali membuat penelitian terkait fenomena pandemi virus corona di Indonesia.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi ITB, penelitian kali ini dilakukan bersama tim  SimcovID.

Baca Juga: Cek Fakta: Infrared Thermometer Disebut Sudah Diatur untuk Bunuh Ulama, Simak Faktanya

Tim SimcovID terdiri atas belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di antaranya ITB, Unpad, UGM, ITS, UB, Undana, bahkan termasuk peneliti di luar negeri asal Indonesia di Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Dalam kajian ilmiah terbarunya, Nuning dan Tim SimcovID berusaha menjawab masalah dengan tiga metode berikut ini

1. Model Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death

Model Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death digunakan untuk menganalisis estimasi kepadatan kasus virus corona per 100.000 jumlah penduduk dan menunjukkan perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x