Peneliti ITB: 32.000 Kasus Corona Tak Terdeteksi di Jakarta, di Jawa Barat 8.090 Kasus

- 11 April 2020, 20:27 WIB
ANGGOTA Perkumpulan Badut Jawa Barat membagikan masker di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu 11 April 2020.*
ANGGOTA Perkumpulan Badut Jawa Barat membagikan masker di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu 11 April 2020.* /RAISAN AL FARISI/ANTARA/

Estimasi parameter ditentukan dua data yakni data kasus terlapor yang diasumsikan bervaliditas rendah dan data kematian yang diasumsikan lebih dapat dipercaya dibandingkan data kasus terlapor.

Baca Juga: Muncul Akun Erick Thohir for President di Media Sosial, Sang Menteri BUMN Beri Penjelasan

Setelah data-data tersebut diolah, tim menyimpulkan bahwa Jakarta menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan estimasi kepadatan kasus SEIRQD per 100.000 orang tertinggi di Indonesia.

Estimasi kasus yang tidak terdeteksi di Jakarta yakni 32.000 dalam selang kepercayaan 86 persen.

Estimasi kasus terbesar kedua di Indonesia diduduki Jawa Barat yakni 8.090 kasus tak terdeteksi, dengan selang kepercayaan 86 persen.

Selanjutnya, untuk estimasi jumlah kasus SEIRQD yang terdeteksi berdasarkan pemodelan, Bengkulu menjadi provinsi yang terkecil kemampuan deteksinya yakni 0.26 persen dari perkiraan total kasus provinsi 385 kasus.

“Dari pemodelan, kita juga bisa melihat bahwa provinsi-provinsi yang presentase perkiraan kasus tidak terdeteksinya tinggi ada di luar Jawa seperti Bengkulu, Papua Barat, dan Sumatera Selatan,” ujar Nuning.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Kembali Ada Pasien Positif Corona Kabur, Simak Faktanya

Ada dua catatan penting menyangkut estimasi-estimasi yang ditunjukan dalam kajian ilmiah ini.

Pertama, analisis estimasi hanya dilaksanakan pada provinsi-provinsi yang sudah mencatatkan kasus kematian.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah