Soal Tukang Las Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari China, Ali Syarief: Apa Tidak Merasa Terhina?

- 9 Februari 2022, 08:08 WIB
Akademisi Ali Syarief merespons soal Bappenas yang bingung tukang las rel kereta cepat berasal dari China.
Akademisi Ali Syarief merespons soal Bappenas yang bingung tukang las rel kereta cepat berasal dari China. /Instagram.com/@alisyarief50./

PR DEPOK – Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi mengaku bingung terkait tukang las rel kereta cepat Jakarta-Bandung.

Ia mengaku bingung lantaran tukang las rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga kini masih harus didatangkan dari China

Tukang las di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu pun ia jadikan sebagai contoh bahwa hingga sekarang untuk pekerjaan teknis di Indonesia masih membutuhkan tenaga kerja asing (TKA), termasuk China.

Terkait hal tersebut, akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief mengemukakan pendapatnya.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, 31 Wilayah Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem Selama Sepekan

Disampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @alisyarief, ia mempertanyakan apakah pemerintah tidak merasa terhina.

Apa tidak merasa terhina?” tutur Ali Syarief, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 9 Februari 2022.

Cuitan Ali Syarief.
Cuitan Ali Syarief.

Lebih jauh, Ali Syarief pun menyatakan bahwa “LBP” pasti marah dengan hal tersebut.

Baca Juga: Susi Air Layangkan Somasi ke Pemkab Malinau, Alvin Lie: Waktu Paksa Keluarkan Pesawat Cuma Nuruti Emosi?

Tak sedikit yang menduga “LBP” merujuk kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Lebih lanjut, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi telah buka suara.

Pungky mengungkapkan pengelasan rel kereta tergolong keahlian (skill) rendah. Meski begitu, ia menyebut las rel kereta harus didatangkan dari China karena pekerjaan yang dihasilkan berkualitas tinggi.

Baca Juga: Ribuan Aparat Kepolisian Kepung Desa Wadas hingga Berakhir Penangkapan Warga, Ali Syarief: Pasti Mahal

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa jika melihat data pekerja asing berbagai negara tetangga, Indonesia merupakan salah satu negara dengan rasio terendah.

Menurut keterangannya, rasio TKA berbanding tenaga kerja dalam negeri yakni sebesar 1:2.880, yang artinya ada 1 TKA di setiap 2.880 pekerja dalam negeri.

Akan tetapi, lanjut dia, data tersebut meruapakan data yang tercatat secara formal, tidak termasuk tenaga kerja asing ilegal.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah