PR DEPOK - Sudah dari jauh-jauh hari, masyarakat mengeluhkan minyak goreng yang sulit ditemukan di berbagai minimarket.
Dibalik minyak goreng yang langka, Istana Kepresidenan justru menyalahkan masyarakat yang terkesan membeli minyak goreng secara berlebihan karena takut kehabisan, atau dikenal dengan istilah "panic buying".
Hal itu lantas mendapat sorotan dari Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief.
Ali Syarief justru merasa heran dengan pernyataan Istana yang menyalahkan rakyat dibalik langkanya minyak goreng di berbagai tempat.
Baca Juga: Istana Enggan Ikut Campur dan Lempar Polemik JHT ke Menaker, Cipta Panca: Lepas Tangan
Sebab, Ali Syarief melanjutkan bahwa minyak goreng sudah mulai berangsur kosong sejak ditetapkannya harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng menjadi satu harga, yakni Rp14 ribu per liter untuk kemasan premium.
"Sejak diumumkan minyak goreng ditetapkan satu harga Rp 14K, sejak itu pula, MG mulai berangsur kosong di toko toko dan sampai skrg sulit ditemui MG yg 14K itu," katanya dikutip PikiranRakyat-Depok.com pada Jumat, 18 Februari 2022.
Oleh karena itu, Ali Syarief mempertanyakan siapa rakyat yang membeli minyak gorent secara berlebihan hingga menyebabkan kelangkaan, sebagaimana dikatakan Istana Kepresidenan.
"Jd siapa rakyat yg beli berlebihan itu?," ujar dia mengakhiri cuitan tersebut.
Baca Juga: Istana Enggan Ikut Campur dan Lempar Polemik JHT ke Menaker, Cipta Panca: Lepas Tangan