Picu Gangguan Jantung dan Kematian, Indonesia Belum Putuskan Hentikan Klorokuin Meski Ditentang WHO

- 28 Mei 2020, 19:02 WIB
KLOROKUIN, obat bagi penyakit malaria.*
KLOROKUIN, obat bagi penyakit malaria.* /SCMP/

PIKIRAN RAKYAT – Akhir-akhir ini WHO terus mendesak Indonesia untuk tak lagi mengobati pasien virus corona menggunakan obat yang dirancang khusus untuk penyakit malaria yakni klorokuin.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, alasan WHO melayangkan surat kepada Kementerian Kesehatan RI untuk menghentikan penggunaan klorokuin tak lain karena masalah keamanan obat tersebut.

Menurut keterangan WHO, berdasarkan penelitian membuktikan bahwa klorokuin yang diberikan kepada pasien corona tidak mendatangkan manfaat untuk meringankan gejala pada pasien Covid-19.

Baca Juga: Pilkada Depok Siap Digelar 9 Desember 2020, Anggaran Tak Boleh Diganggu Gugat 

Sebaliknya penggunaan klorokuin malah akan memperburuk kesehatan dan meningkatkan risiko kematian lebih besar.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dewan eksekutif WHO telah memutuskan untuk melarang sementara penggunaan klorokuin.

Klorokuin kini tengah dikaji ulang karena menurut beberapa eksperiman bahwa obat tersebut bisa memperburuk kondisi pasien corona.

Beberapa waktu lalu The Lancet mempublikasikan sebuah jurnal yang memuat informasi mengenai fakta pasien yang diberi klorokuin untuk menyembuhkan gejala corona sangat berisiko mengalami gangguan irama jantung atau aritmia.

Baca Juga: 4 Fakta Unik Lee Dong Gun, Aktor Kawakan yang Baru Saja Umumkan Perceraiannya dengan Jo Yoon Hee 

Selain itu studi lain menyebutkan bahwa klorokuin juga berpotensi memicu komplikasi jantung jika diberikan kepada pasien corona.

Sejak awal bulan Maret, Indonesia giat memproduksi klorokuin dalam jumlah besar untuk digunakan mengobati pasien dengan gejala ringan hingga berat.

Dokter spesialis paru-paru Erlina Burhan yang menjadi anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengatakan pihaknya sudah menerima surat dari WHO dan akan mempertimbangkan penggunaan klorokuin pada pasien.

“Kami sedang membahas masalah tersebut. Tetapi masih ada beberapa perbedaan pendapat untuk memutuskan berhenti menggunakan klorokuin pada pasien. Jadi, sementara ini kami belum dapat memutuskan masalah ini,” tutur Erlina Burhan.

Baca Juga: Terobsesi Jadi Spiderman, 3 Bocah Pasrah Saat Disengat Laba-laba Black Widow 

Menurut Erlina Burhan, tidak mudah menyimpulkan penggunaan obat klorokuin berakibat fatal terhadap pasien dan masih harus terus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar bisa membuktikan klaim tersebut.

Selain itu Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia juga belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar tentang keputusan penggunaan klorokuin lebih lanjut dalam beberapa waktu ke depan.

“Obat ini (klorokuin) memiliki efek samping yang berpotensi meningkatkan risiko kematian dan aritmia yang cukup sulit diobati,” kata Dokter spesialis jantung Stephen Nissen.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x