Network
PR DEPOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah kembali melakukan perombakan (reshuffle) di Kabinet Indonesia Maju pada Rabu, 15 Juni 2022.
Pada hasil reshuffle kali ini, salah satu menteri yang diganti oleh Jokowi adalah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, menjadi Zulkifli Hasan.
Reshuffle menteri tersebut lantas dikomentari oleh Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya.
Seraya memberikan komentar pedas, Said Didu menilai bahwa reshuffle yang dilakukan Jokowi kali ini sekadar untuk memberikan kursi bagi partai pengusung.
Baca Juga: Jokowi Resmi Lantik Menteri dan Wakil Menteri Baru, Salah Satunya Zulkifli Hasan Jadi Mendag
Mengingat sebelum perombakan dilakukan, Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan sudah bergabung menjadi bagian koalisi pendukung pemerintah.
"Resufle Kabinet hari ini hanyalah utk mencarikan kursi bagi partai pengusung. Itu saja," kata Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @msaid_didu pada Rabu, 15 Juni 2022.
Perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju pada awalnya merupakan wacana yang kembali ramai menuai perhatian publik.
Namun ternyata wacana tersebut memang benar-benar direalisasikan. Presiden Jokowi melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024 pada Rabu, 15 Juni 2022.
Terdapat dua menteri yang diganti dalam reshuffle kali ini, yaitu Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi yang diganti oleh Ketua PAN, Zulkifli Hasan.
Kemudian Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Sofyan Djalil diganti oleh Panglima TNI periode 2017-2021, Hadi Tjahjanto.
Lalu, Presiden Jokowi juga melantik John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan dan Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Perombakan kabinet tersebut menurut Sekretaris Kabinet Indonesia, Pramono Anung tidak dilakukan secara tiba-tiba, melainkan sudah melewati proses panjang dan pertimbangan yang matang oleh Presiden Jokowi.
"Presiden memang memerlukan semacam refreshing dari beberapa menteri dan wakil menteri, dan ini dilakukan kenapa pada sekarang, karena memang momentumnya dihitung paling pas saat ini," ujar Pramono Agung dilansir dari Antara.***
