“Kita masih menahan dengan harga 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi, dan tentu akan menambah beban negara,” ujar Nicke.
Menurut Nicke, Pertamina harus menjaga kuota BBM bersubsidi agar tidak over kuota.
Pasalnya, sesuai data Kementerian Keuangan, tercatat sebanyak 40 persen penduduk miskin dan rentan miskin hanya mengkonsumsi 20 persen BBM, tetapi 60 persen teratas mengkonsumsi 80 persen BBM subsidi.
Baca Juga: Berhasil Datangkan Gabriel Jesus, Arsenal Kini Mulai Dekat dengan N'Golo Kante
Maka dari itu, Pertamina tetap memastikan bahwa BBM bersubsidi dipergunakan tepat sasar.
“Untuk itu, kita pun harus memastikan ketersediaan BBM dan LPG non subsidi, sehingga masyarakat yang tidak berhak membeli BBM dan LPG subsidi, bisa dengan mudah mendapatkan BBM dan LPG non subsidi,” kata Nicke.***