Jadi Korban Perundungan, Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Akibat Depresi usai Dipaksa Setubuhi Kucing

- 21 Juli 2022, 14:45 WIB
Ilustrasi - Bocah SD asal Tasikmalaya meninggal dunia akibat jadi korban perundungan dengan dipaksa menyetubuhi kucing.
Ilustrasi - Bocah SD asal Tasikmalaya meninggal dunia akibat jadi korban perundungan dengan dipaksa menyetubuhi kucing. /Pixabay/geralt/Pixabay

PR DEPOK - Kisah pilu datang dari seorang bocah Sekolah Dasar (SD) asal Tasikmalaya yang mengalami perundungan di sekolahnya.

Siswa berinisial PH ini harus meregang nyawa akibat mengalami depresi setelah dirundung oleh teman-temannya.

Tragisnya, bocah berusia 11 tahun ini dipaksa untuk menyetubuhi kucing seraya direkam oleh teman-teman sebayanya hingga video tersebut tersebar di media sosial.

Baca Juga: Model Ayu Aulia Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan, Terbukti dari Hasil Visum

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto pada Rabu, 20 Juli 2022.

"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainannya," kata Ato Rinanto seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari artikel Pikiran-rakyat.com berjudul 'Tragis! Bocah SD di tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Teman-temannya Setubuhi Kucing Sambil Direkam'.

Sebelum meninggal dunia, PH dikabarkan sempat mengeluh sakit tenggorokan dan menceritakan pengalamannya yang sering dipukuli.

Baca Juga: Segera Cek Nama Penerima PKH 2022 Online Lewat Link Berikut, Ada Bantuan Rp3 Juta hingga Rp4,4 Juta

Orang tuanya, AD (41) dan TI (39) yang merupakan warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna mengungkapkan sikap sang putra yang jadi lebih pemurung usai mengalami perundungan.

Menurut mereka, PH bahkan tak mau makan dan minum hingga kesehatannya menurun dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Namun sayangnya, nyawa putra mereka tak bisa tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Kejadian tersebut membuat AD dan TI merasa terpukul karena harus kehilangan putra kedua mereka.

Baca Juga: Remaja SCBD Salah Sebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan: Beginilah Nasib Kalah Ganteng dari Ridwan Kamil

Ato Rinanto lantas menjelaskan kondisi psikis orang tua PH yang terguncang akibat pengalaman buruk yang dialami anak mereka.

Maka dari itu, ia menawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis pada AD dan TI hingga mendampingi dalam proses hukum.

"Kedua orang tua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," ujarnya menjelaskan.

Baca Juga: Cara Daftar Program Jampersal 2022, Biaya Persalinan Ibu Hamil yang Ditanggung oleh Negara

Di sisi lain, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Santoso mengaku belum menerima laporan terkait kasus perundungan tersebut.

Kendati demikian, pihaknya akan segera melakukan pendalaman dan penyelidikan langsung ke lokasi.

"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," tutur Dwi Santoso.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Editor: Wulandari Noor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah