Kemudian Erman Umar menyinggung soal uang yang diterima Bripka Ricky Rizal dari Ferdy Sambo, yang ternyata dikirim beberapa hari setelah kejadian.
Menurutnya, uang yang diterima Bripka Ricky Rizal saat itu tidak terkait dengan perstiwa penembakan Brigadir J, melainkan uang bayaran karena telah menjaga Putri Candrawathi.
"Oh (uang, red) tidak ada. Itu setelah kejadian. Setelah skenario, Pak Sambo sampaikan 'ini ada uang', dalam BAP yang saya baca. Uang itu diberikan karena kalian sudah menjaga ibu, bukan karena masalah bayaran penembakan. Tapi itu bisa saja, kalau Sambo bisa seperti itu, tapi keterangan itu berbeda-beda," tutur Erman Umar menjelaskan.
Baca Juga: Hasil Kartu Prakerja Gelombang 44 Segera Diumumkan, Hanya 5 Golongan Ini yang Bakal Lolos Seleksi
Lalu, Erman Umar juga menjelaskan peristiwa sebelum penembakan Brigadir J di Duren Tiga, di mana Bripka Ricky Rizal saat itu menjadi orang pertama yang diperintah Ferdy Sambo.
Dia menuturkan bahwa kliennya menolak perintah Ferdy Sambo lantaran tidak berani dan tidak kuat, sehingga ia diminta untuk memanggil Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
Saat kejadian pun menurutnya Bripka Ricky Rizal tidak menyangka peristiwa penembakan akan terjadi karena mempertimbangkan tempat, yang lokasinya merupakan rumah dinas Ferdy Sambo.
Baca Juga: Film Miracle in Cell No 7 Indonesia Menjadi Remake Terbaik Menurut Sutradara Korea Selatan
Namun Bripka Ricky Rizal sempat melihat kondisi Ferdy Sambo sebelum penembakan yang tampak terguncang dan menangis.
"Bripka Ricky dalam hati sempat bertanya 'apa benar mau ditembak?' karena menurut dia pasti mau minta klarifikasi lagi. Kalau toh misalnya kejadian (ditembak, red) apa mungkin terjadi di rumah dinas," ucapnya.