Pemutaran Film Kenang Bom Bali Tuai Protes Rekan Korban, Singgung Pelaku Pengeboman yang Bebas Bersyarat

- 14 Oktober 2022, 14:55 WIB
Ilustrasi. Kerabat korban Bom Bali protes dan tidak setuju dengan pemutaran film Grafis kenang 20 tahun tragedi tersebut di Tugu Ground Zero Kuta.
Ilustrasi. Kerabat korban Bom Bali protes dan tidak setuju dengan pemutaran film Grafis kenang 20 tahun tragedi tersebut di Tugu Ground Zero Kuta. /ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

PR DEPOK - Sebuah film grafis mengerikan yang diputar di Tugu Ground Zero Kuta untuk peringati 20 tahun bom Bali, tuai protes beberapa teman dan kerabat korban.

Protes tanda keprihatinan pemutaran film grafis kenang 20 tahun bom Bali di Tugu Ground Zero Kuta juga akan disampaikan Pemerintah Australia kepada pihak berwenang Indonesia atas terselenggaranya acara tersebut.

Film grafis kenang 20 tahun bom Bali yang ditayangkan di samping Tugu Ground Zero Kuta tersebut dihadiri ratusan warga Australia dan Indonesia.

Baca Juga: Waduh Rizky Billar Terungkap Lakukan KDRT ke Lesti Kejora Tidak Hanya Sekali, Polisi: Dilakukan Dua Kali

Pada film grafis itu menggambarkan ledakan dahsyat yang menghancurkan klub malam Pulau Dewata dan para korban.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, pada pukul 23.00 waktu setempat, yang mana merupakan saat serangan bom yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.

Pada layar memperlihatkan video pengeboman teroris termasuk serangan terhadap klub Sari, diikuti dengan rekaman orang-orang yang terluka di rumah sakit.

Baca Juga: Preview Europa League Manchester United vs Omonia Nicosia: Link Streaming Pukul 2.00 Dini Hari WIB

Salah satu anak korban bom Bali Bob Marshall, Jeff Marshall mengatakan dia terkejut dan sedih dengan pemutaran film grafis kenang 20 tahun peristiwa mengenaskan tersebut.

“Mereka memasang video semua pengeboman, semua pembantaian, yang membuat hati kami tercabik-cabik melihat semuanya lagi,” katanya.

Video-video yang diputar tersebut dilaporkan termasuk cuplikan dari pelaku pengeboman Umar Patek, yang menghadapi pembebasan bersyarat lebih awal.

Baca Juga: Syarat dan Cara Cek Penerima BSU 2022 Tahap 5

Jan Laczynski, salah satu dari sekian banyak orang yang kehilangan lima teman dalam peristiwa bom Bali itu yang juga hadir pada acara tersebut, mengatakan bahwa Tugu Ground Zero Kuta bukan tempat yang tepat untuk menunjukkan citranya.

"Dia teroris, dia harus tetap di penjara ... dia tidak boleh ditampilkan di sini pada peringatan 20 tahun," ujarnya.

Di sisi lain, menurut Jubir Departemen Luar Negeri dan Perdagang, Pemerintah Australia sangat kecewa dengan keputusan yang dibuat oleh penyelenggara acara kenang 20 tahun bom Bali di Tugu Ground Zero Kuta.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo pada 14 Oktober 2022: Hari Keberuntungan

"Fokus pemerintah Australia pada peringatan itu adalah menghormati kehidupan para korban dan keberanian serta ketangguhan yang ditunjukkan oleh para penyintas dan keluarga mereka pada kebaktian siang hari kami di Bali, di Canberra, dan di acara-acara di seluruh negeri,” tulis pernyataan tersebut.

“Pemerintah Australia tidak terlibat dalam penyelenggaraan acara malam di Bali. Kami sangat kecewa dengan keputusan yang dibuat oleh penyelenggara. Kami akan secara resmi mendaftarkan kekhawatiran kami kepada pihak berwenang Indonesia.

“Kami memahami kesulitan yang ditimbulkannya dan siap menawarkan bantuan kepada setiap warga Australia yang mungkin membutuhkannya," imbuhnya.

Baca Juga: Cara Daftar BLT BBM 2022 Online di Aplikasi Cek Bansos, Cukup Pakai KK dan KTP Uang Rp600.000 Bisa Cair

Sementara itu, para pelayat memadati latar depan Tugu Ground Zero Kuta untuk upacara perdamaian dan kerukunan umat Hindu yang menandai hari jadi tersebut.

Didukung oleh Yayasan Isana Dewata untuk korban dan penyintas Indonesia, acara ini menampilkan penari Bali yang menjunjung perdamaian dan harmoni di Bali dan di tempat lain.

Para pejabat dari kedua negara pada Rabu sore, 12 Oktober 2022 memberikan penghormatan kepada para korban dengan peletakan bunga dan lilin, serta permohonan untuk merangkul orang-orang dari semua agama.

Baca Juga: 7 Momen Menarik Livestreaming Ulang Tahun Jimin BTS ke-27, ARMY Wajib Nonton!

Sebagai informasi, pemboman yang dilakukan oleh teroris Islam, yang merupakan terburuk dalam sejarah Indonesia, diketahui telah menghancurkan Sari Club dan Paddy's Bar pada 12 Oktober 2002 silam.

Di antara korban selamat pada bom Bali tersebut yakni korban luka bakar Bali Yayuk dan Cusnol, yang masing-masing menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam perawatan darurat di Perth yang dihadiri oleh ahli bedah plastik Fiona Wood.

Atas peristiwa mengenaskan tersebut, kedua wanita itu mengalami luka bakar hingga sekitar 70 persen dari tubuh mereka.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Hal Apa yang Hilang Dalam Hidup Anda? Cari Tahu Melalui Gambar Jalan yang Dipilih

Upacara kenang 20 tahun bom Bali di Tugu Ground Zero Kuta selanjutnya yang paling menarik minat sekelompok politisi, diplomat, pejabat, dan polisi Australia dan Indonesia yang terkenal untuk menuntaskan perang melawan terorisme.

Dalam operasi keamanan di acara tersebut, para elit Brimob, brigade, polisi dan pasukan militer berbaris di lokasi dan menutup jalan-jalan menuju Tugu Ground Zero Kuta.***

Editor: Ramadhan D.W

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah