"Keppres tersebut tidak menghilangkan nama Soeharto dan lain-lain dalam SU 1 Maret 1949, nama dan peran Soeharto disebutkan di naskah akademik Keppres yang sumbernya komprehensif," kata Mahfud MD melalui cuitan di akun Twitter pada 3 Maret 2020.
Keppres tersebut secara tegas dan lugas menyatakan bahwa instruksi dan inisiatif Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah dari Jenderal Soedirman dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Di sisi lain, Salim Said mengatakan bahwa ide serangan 1 Maret 1949 tidak datang dari Soeharto saat masih menjadi prajurit di Yogyakarta.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 49 Dibuka? Ini Bocoran dan Cara Daftarnya
"Besar kemungkinan ide itu (serangan 1 Maret 1949) tidak datang dari Soeharto. Terlalu percaya diri Soeharto mengatakan bahwa beliaulah yang inisiatif itu," kata Salim Said dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) 18 Maret 2022 bertajuk Nama Soeharto Lenyap di Serangan Umum 1 Maret 1949.
Sementara itu, sejarawan Anhar Gonggong berdasarkan temuan dokumen penting tentang Serangan 1 Maret 1949. Anhar Gonggong menemukan berkas tersebut di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Dokumen-dokumen temuan Gonggong secara definitif menunjukkan bukan Soeharto sebagai inisiator dan instruktur Serangang 1 Maret 1949.
Menurut berkas-berkas tersebut inisiatif dan instruksi Serangan Besar-besaran 1 Maret 1949 adalah Kolonel Bambang Soegeng.
Baca Juga: Besok 1 Maret 2023 Memperingati Hari Terapi Musik dan Hari Lamun Sedunia, Ini Sejarahnya
Bambang Soegeng mengirim Surat Perintah kepada Soeharto untuk menyiapkan serangan besar-besaran. Istilah yang digunakan oleh Bambang Soegeng adalah serangan besar-besaran, bukan serangan umum.