Selain itu, Refly Harun menilai akan sulit apabila ingin masuk ke dalam rezim yang saat ini masih kacau. Justru nantinya akan membuat KAMI terjebak dalam lubang yang sama apabila dipaksakan menjadi parpol ataupun ormas.
"Semisal kita masuk ke sebuah rezim kedunguan, nanti kita jadi 'dungu' juga. Malah kita akan terjebak ke dalam lubang yang sama seperti keledai," ucap Refly Harun.
Dalam video itu, pria kelahiran Palembang 26 Januari 1970 ini pun menyinggung persoalan pemilihan kepala umum (Pemilu) yang mahal hingga menghabiskan biaya triliunan, akan tetapi tidak mendapatkan hasil yang optimal.
"Habiskan anggaran hingga triliunan, tapi yang kita hasillkan hanya orang-orang yang melakukan kecurangan yang duduk dalam kursi pemerintahan," ujar dia.
Baca Juga: Tak Suka Istri Melahirkan Bayi Perempuan, Seorang Suami dengan Keji Meracuni Anaknya yang Baru Lahir
Ia pun menyinggung soal adanya penyerangan yang dilakukan para pendukung pemerintah bahkan buzzer kepada seseorang ataupun kelompok yang melontarkan kritikan kepada rezim yang tengah berkuasa.
Hal itu, kata dia, dialami oleh Fadli Zon sebagai anggota DPR dan apa yang dilakukannya dengan mengkritik pemerintahan sudah benar.
"Karena kan memang tugas dari DPR itu mengontrol pemerintah yang tengah berkuasa saat ini," kata dia.
Akan tetapi, bilamana DPR yang diketahui lembaga kontrol eksekutif tak berjalan lancar, maka dengan munculnya KAMI yang digagas oleh warga sipil seperti KAMI adalah hal yang
wajar.
Baca Juga: Masuk Golongan Rentan Terhadap Covid-19, Studi Ungkap 75 Persen Kematian Lansia Disertai Demensia