Sementara itu, Profesor Gusti Ngurah Mahardika, ahli virus paling senior di Bali, mengatakan bahwa tes antibodi cepat tidak cocok untuk turis Bali.
“Saya sudah katakana sejak Februari bahwa tes antibodi cepat tidak cocok untuk menyaring orang yang datang ke Bali. Ini adalah solusi murah yang cocoknya untuk menyaring pasien di rumah sakit. Dan jika pasien reaktif mereka perlu tes PCR untuk memastikan apakah mereka terinfeksi,” ungkap Mahardika.
Ia memaparkan bahwa reaksi terhadap tes berarti orang tersebut memiliki antibodi terhadap virus. Namun jika seseorang tidak bereaksi terhadap tes itu bukan berarti mereka tidak memiliki virus tersebut.
Baca Juga: Pemakaman Khusus Covid-19 Diduga Penuh, Anies Baswedan: Jangan Berspekulasi!
“Mereka mengartikan hasil dengan cara yang salah. Mereka yang memiliki hasil tidak reaktif harus menjalani tes PCR di tempat atau dikarantina,” sambung Profesor Universitas Udayana tersebut.***