Petani Ungkap Harga Kubis Turun Drastis Akibat Daya Beli Masyarakat Rendah Meski Masuk Musim Panen

- 12 September 2020, 12:22 WIB
Pekerja menata sayur kubis yang baru dipanen di perladangan kawasan dataran tinggi Dieng Desa Sikunang, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Menurut petani sejak pandemi COVID-19 lima bulan lalu harga kubis terus merosot dari Rp3.500 per kilogram menjadi Rp500 per kilogram di tingkat petani akibat menurunnya permintaan pasar. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Pekerja menata sayur kubis yang baru dipanen di perladangan kawasan dataran tinggi Dieng Desa Sikunang, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Menurut petani sejak pandemi COVID-19 lima bulan lalu harga kubis terus merosot dari Rp3.500 per kilogram menjadi Rp500 per kilogram di tingkat petani akibat menurunnya permintaan pasar. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww. /ANIS EFIZUDIN/ANTARA FOTO

PR DEPOK - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama hampir 7 bulan terakhir semakin berdampak pada seluruh sektor kehidupan masyarakat.

Salah satu sektor yang terdampak adalah pertanian.

Seorang petani kubis bernama Pairan yang bekerja di sentra produksi Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengaku sedih karena harus merugi akibat harga sayuran yang anjlok memasuki musim panen tahun ini.

Pairan mengungkapkan bahwa hingga saat ini harga kubis di kalangan petani hanya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram.

Baca Juga: Veteran Angkatan Darat Bunuh Diri Usai Putus Cinta, Video Tragis Muncul di Fitur Rekomendasi TikTok

Padahal sebelumnya harga kubis masih berkisar di harga yang cukup tinggi.

"Padahal sebelumnya harga kubis masih di kisaran angka Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per kilogram," ujar Pairan saat ditemui di Magetan seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Dengan harga jual yang tergolong rendah itu petani mengalami kerugian karena keuntungan yang didapat tidak sesuai dengan biaya tanam yang dikeluarkan.

"Apalagi petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi selama masa tanam. Untuk memenuhi kebutuhan tanam, petani terpaksa menggunakan pupuk nonsubsidi yang tentu harganya lebih mahal," ujar Pairan.

Ia menilai penurunan harga kubis disebabkan oleh daya beli masyarakat menurun sebagai imbas pandemi Covid-19 yang mengakibatkan permintaan pasar lesu.

Baca Juga: Beriringan dengan Demokrasi, Din Syamsuddin: Islam Moderat di Indonesia Perlu Dipromosikan ke Dunia

"Mungkin karena corona ini, sehingga pembelian sayuran, termasuk kubis, di pasaran juga menurun," kata Pairan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Magetan Eddy Suseno mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang terdampak pandemi Covid-19.

Turunnya daya beli masyarakat berimbas pada keberadaan stok dan harga komoditas di pasaran.

Komoditas yang mengalami penurunan harga adalah komoditas khusus untuk keperluan acara-acara besar seperti pesta.

Kini Dinas TPHPKP masih melakukan pengecekan di lapangan, serta memenuhi data laporan yang belum lengkap.

"Hal itu karena orang hajatan tidak ada di masa pandemi. Mengenai penurunan harga komoditas dampak Covid-19 tersebut, masih saya cek di lapangan. Sejauh ini laporan belum lengkap," kata Eddy.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x