5 Fakta Asal Muasal Bantargebang, Jadi Salah Satu Pusat Penyebaran Islam

- 3 Desember 2023, 22:05 WIB
TPST Bantargebang, tempat penampungan sampah dari DKI Jakarta dan sekitarnya.
TPST Bantargebang, tempat penampungan sampah dari DKI Jakarta dan sekitarnya. /Pikiran Rakyat/Riesty Yusnilaningsih/

Seperti dilansir dari situs resmi Unit Pengelola Sampah Terpadu Badan Media DKI Jakarta, sistem pengelolaan sampah diawali dengan proses pengumpulan yang dilakukan secara berkala oleh Jakarta. Kemudian diangkut ke TPST Bantargebang.

Baca Juga: BLT El Nino 2023 Cair Desember, Bagaimana Cara Ambil Bantuannya?

Setiap kendaraan yang tiba di TPST Bantargebang didaftarkan, divalidasi dan ditimbang dengan komputer.

Penimbangan sampah dilakukan secara digital dengan load cell dan didukung dengan aplikasi berbasis web yang dapat digunakan secara online oleh pihak yang berkepentingan.

Proses pengolahan sampah menjadi kompos dan pembangkit listrik adalah sebagai berikut:

Sampah kompos merupakan sampah organik yang berasal dari pasar tradisional. Sementara itu terdapat lahan kosong seluas 2 hektar untuk produksi kompos yang terdiri dari lahan kompos dan pertanian perkotaan.

Baca Juga: 7 Tempat Bakso Terpopuler dan Termantap di Kota Bandung, Ini Alamatnya

Jumlah sampah kompos dari seluruh sampah pasar tradisional kurang lebih 200 ton per hari dan difermentasi selama 21-30 hari.

Setelah itu sampah hasil fermentasi dipindahkan ke tempat penyaringan besar (pre-screening). Tujuannya untuk memisahkan sampah organik dan anorganik yang masih bisa tercampur.

Selanjutnya kompos melewati tahap penggilingan melalui alat penghancur menjadi bubuk kompos. Serbuk bahan kompos tersebut kemudian diolah menjadi pelet.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah