Peringati Hari Tani Nasional, Peneliti: Posisi Petani Sepatutnya Diuntungkan, Bukan Malah Rugi

- 24 September 2020, 15:07 WIB
Ilustrasi petani.*
Ilustrasi petani.* /Pikiran-Rakyat.com/Aris MF/

Hal itu sangat ironis memperhatikan harga jual beras yang terbilang mahal namun tidak dapat dirasakan langsung oleh petani.

Untuk produksi beras dalam negeri saja keuntungan terbesar dirasakan oleh tengkulak, penggilingan padi hingga pedagang grosir.

Di samping itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menunjukkan 27,2 juta rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, dari data itu sebanyak 15,8 juta tergolong rumah tangga petani gurem atau rumah tangga tani dengan lahan kurang dari 0,50 hektare.

Dari semuanya dapat digambarkan jelas pada Hari Tani Nasional kali ini, kesejahteraan petani di Indonesia masih jauh padahal petani adalah sebagai tulang punggung sektor pertanian.

Baca Juga: Panic Buying Akibat Wacana Lockdown, Warga Inggris Borong Tissue Toilet

Sementara itu, Hari Tani Nasional 2020 kali ini berlangsung saat pandemi Covid-19. Pada kondisi pandemi, hasil penjualan komoditas di pasar cenderung berkurang dari sebelumnya.

Hal tersebut diakibatkan berkurangnya daya beli masyarakat pada saat pandemi karena berkurangnya pendapatan sejak pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Pandemi Covid-19 menyebabkan hasil panen belum terserap secara maksimal di pasaran. Tidak terserap dengan baiknya komoditas pangan hasil panen ini juga dapat disebabkan karena berkurangnya pendapatan masyarakat ataupun adanya PSBB yang ditetapkan oleh pemerintah,” ucap Galuh.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x