Hanya Habiskan 80 Detik, 'GeNose' Alat Tes Buatan UGM Mampu Deteksi Covid-19 Melalui Hembusan Napas

- 28 September 2020, 16:51 WIB
GeNose, alat pengendus Covid-19.
GeNose, alat pengendus Covid-19. /Dok. BRIN/

PR DEPOK – Pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia membuat berbagai negara terus mengupayakan skrining awal terhadap warganya.

Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan pembentukan klaster baru dan dengan cepat mendeteksi pasien terinfeksi positif Covid-19.

Setelah sebelumnya dikenal rapid test, test PCR (Polymerase Chain Reaction) dan swab test dalam deteksi Covid-19, kini Indonesia mengembangkan sebuah alat baru.

Melalui tim peneliti dari Universitas Negeri Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kini telah mengembangkan metode bernama GeNose.

Baca Juga: PM Vanuatu Dinilai Tak Hargai Kedaulatan NKRI, DPR: Belajar Lagi Soal Etika HI, Biar Paham!

GeNose telah melalui serah terima secara resmi dari peneliti UGM pada Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dalam acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie, Jakarta beberapa waktu lalu

Jika sebelumnya mendeteksi Covid-19 butuh waktu sekitar 3 menit, GeNose dapat mendeteksinya lebih cepat dengan waktu kurang dari 2 menit.

Salah satu anggota peneliti yang diketahui bernama Kuwat Triyono menjelaskan tentang kemampuan GeNose tersebut.

“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi,” ujarnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi UGM.

Baca Juga: Vanuatu Kritik Penanganan HAM di Papua Barat, Diplomat Indonesia: Anda Bukan Perwakilan Rakyat Papua

Tak hanya itu, jika sebelumnya pendeteksi virus corona dilakukan dengan metode suntik kini melalui GeNose, Covid-19 dapat diketahui hanya dengan hembusan napas.

Selain metodenya yang mudah dan waktu yang cepat, GeNose juga dapat dijangkau dengan harga yang lebih ekonomis dibanding metode test PCR.

Satu unit GeNose diperkirakan seharga Rp 40 juta dan dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan pasien.

“Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya,” tutur Kuwat.

Dalam acara tersebut, salah satu peneliti GeNose lainnya yakni Dian Kesumapramudya Nurputra menjelaskan cara kerja alat tersebut.

GeNose dapat mengidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah melalui bantuan kecerdasan artifisial.

Baca Juga: Omzet Menurun, Sejumlah Pedagang Pasar Baru Gelar Demonstrasi Minta Pemkot Bandung Buka Jalan Otista

GeNose sendiri berkerja dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk apabila adanya infeksi Covid-19 yang keluar dari embusan napas seseorang ke dalam kantong khusus.

GeNose telah melalui uji klinis tahap kedua.

Pada uji klinis tahap pertama, GeNose telah melalui uji profiling melalui 600 sampel data valid dari RS Bhayangkara dan RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Yogyakarta.

Berdasarkan pengujian tersebut diketahui telah menunjukkan hasil dengan tingkat akurasi tinggi sekitar 97 persen.

Dalam acara tersebut, Menristek Bambang Brodjonegoro memberikan apresiasinya pada hasil penelitian karya anak bangsa kali ini.

“Riset/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2,” ujarnya.

Baca Juga: Jika Dibuat Ulang Warner Bros, Berikut Sosok yang Dinilai Cocok Perankan Tokoh di Film Harry Potter

Lebih lanjut ia menargetkan GeNose dapat dipergunakan secara massal pada Desember 2020 mendatang sebagai alat skrining Covid-19.

“Jika sudah uji klinis dan mendapat izin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing,” katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: UGM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x