Jelang Cuti Bersama Akhir Oktober, Tito Karnavian Berharap Jangan Jadi Ajang Penularan Covid-19

- 20 Oktober 2020, 13:50 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian.*
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian.* /ANTARA/HO-Puspen Kemendagri./

PR DEPOK - Pemerintah pusat telah memutuskan bahwa pada tanggal 28 dan 30 Oktober 2020 menjadi hari cuti bersama saat libur peringatan Maulid Nabi pada 29 Oktober 2020 nanti.

Tentunya, dalam momen cuti bersama tersebut dikhawatirkan akan digunakan masyarakat untuk bepergian keluar rumah. Hal itu pun ditakutkan membuat peluar besar terjadinya penularan pandemi Covid-19. 

Pasalnya, hingga saat ini tingkat penularan Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi. Bahkan penambahan setiap harinya dirasa cukup tinggi.

Baca Juga: Sebagai Bentuk Penghormatan, Pemerintah Arab Saudi Resmikan Jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi

Terkait hal itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan kepada seluruh pihak agar pada momentum cuti bersama benar-benar harus menjadi perhatian bersama agar tidak berakhir jadi ajang penularan Covid-19.

 

Hal tersebut dikatakan dia, lantaran berdasarkan pengalaman selama libur panjang, mobilitas warga baik untuk berlibur maupun pulang kampung kerap terjadi lonjakan.

“Masyarakat bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain, dan pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan, media penularan,” ucap Mendagri Tito, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Oleh sebab itu, sebagai upaya pencegahan terjadinya penularan Covid-19, Tito menyampaikan beberapa hal yang perlu untuk dilakukan bersama.

Baca Juga: Tawarkan Gaji 6 Juta untuk Jaga Warung Nasi, Pemilik Akui Banyak Pelamar Mundur Usai Tahu Jam Kerja

Pertama, bagi yang di daerahnya merah, rawan penularan, dan tidak bisa untuk pulang kampung maupun liburan, alangkah lebih baik mengisi waktu di tempat masing-masing.

"Bisa mengisi kegiatan dengan beres-beres rumah atau tempat tinggal, menikmati liburan bersama keluar di kediaman masing-masing, itu yang diharapkan," ujarnya.

Namun, apabila memang ingin tetap keluar kota, maka hal kedua yang perlu dilakukan adalah orang yang bersangkutan memastikan betul dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid-19. Salah satu caranya dengan melakukan tes PCR (Polymerase Chain Reaction).

“Sehingga yakin bahwa dalam keadaan negatif, jangan sampai menjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah,” kata dia.

Baca Juga: Wanita 23 Tahun Tewas Saat Operasi Sedot Lemak, Ahli Bedah Tak Miliki Izin dan Praktek Ilegal

Selanjutnya ketiga, Mendagri Tito menyampaikan yang berkaitan dengan peran kepala daerah dan Forkopimda. Dirinya mengharapkan betul peran mereka dalam menjaga mekanisme pertahanan daerah yang sudah berjalan selama ini.

Mendagri mencontohkan pola kontrol yang dilakukan para kepala daerah dan Forkopimda pada saat libur lebaran silam, misalnya dengan Kampung Sehat atau Kelurahan Sehat.

Saat itu, warga yang datang dari luar daerah dipastikan betul sudah melaksanakan tes. Tujuannya yakni mereka tidak menularkan virus ketika berinteraksi dengan warga setempat.

“Upayakan seperti itu, karena ini keluarga bisa diimbau sebetulnya, yang mau pulang itu siapa-siapa di tiap-tiap daerah, tiap-tiap kampung, tiap-tiap desa, tiap kelurahan," kata Tito.

Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf, KSP Sebut 5 Arahan Pembangunan Tetap sebagai Visi Indonesia Jadi Negara Maju

Lebih lanjut, mantan Kapolri ini pun menyarankan agar kampung tangguh, desa tangguh, kelurahan tangguh yang ada untuk diaktifkan dengan melibatkan pemangku kepentingan yang ada di daerah tersebut.

"Nah, ini peran dari Bapak Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa, Lurah menjadi sangat penting,” ujar Mendagri Tito.

Terakhir, Mendagri kembali mengingatkan tentang pentingnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19 yaitu 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan.

Berikutnya, kegiatan tradisi budaya dan semacamnya diminta agar tidak menimbulkan kerumunan, demikian juga halnya dengan tempat wisata.

Baca Juga: Indonesia Berencana Kembangkan Pemakaian Tenaga Nuklir, DPR Tegaskan Hanya untuk Pembangkit Listrik

Peran kepala daerah perlu dioptimalkan dengan membangun komunikasi pada para tokoh masyarakat dan pengelola tempat wisata agar tidak menimbulkan kerumunan yang masif.

"Sekali lagi bukannya tidak menghormati tradisi itu, tetapi ini situasinya berbeda karena pandemi Covid-19. Jangan sampai kita menjadi korban, saudara kita menjadi korban," ujar Tito mengakhiri.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x