Diguyur Hujan Saat Gelar Aksi, Mahasiswa GNP Yogyakarta Desak Pemerintah Perbaiki Sistem Pendidikan

- 29 Oktober 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi unjuk rasa mahasiswa.
Ilustrasi unjuk rasa mahasiswa. /PR/Armin Abdul Jabbar./

PR DEPOK - Aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja ata Omnibus Law kembali digelar oleh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM) bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Rabu 28 Oktober 2020.

Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Yogyakarta.

Puluhan mahasiswa dari beberapa elemen kemahasiswaan yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pendidikan (GNP) menggelar aksi di pertigaan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Baca Juga: Tak Akan Hentikan Pengesahan UU Cipta Kerja, Agung Laksono Sebut Pemerintah Terbuka untuk Berdialog

Dilaporkan bahwa saat aksi berlangsung pada siang hari, para mahasiswa diguyur hujan yang cukup deras.

Meski begitu, hujan deras tak menyurutkan semangat mereka dalam unjuk rasa yang dilakukan secara damai tersebut.

Kemudian, Simon selaku perwakilan GNP menyampaikan pada awak media bahwa GNP mengajak generasi muda untuk berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan.

Salah satu perjuangan tersebut yaitu seperti yang dilakukan oleh para pemuda di tahun 1928.

Baca Juga: Emmanuel Macron Sebut Tak Akan Menyerah, Menlu Iran: Muslim adalah Korban Utama Pemujaan Kebencian

Menurut GNP, kesewenangan yang dilakukan rezim harus dilawan oleh seluruh elemen masyarakat, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, pada Rabu 28 Oktober 2020.

"Ini tetap momentum Hari Sumpah Pemuda. Kami ingin mengajak, ini bukan sekedar momentum, tapi juga sarat dengan sejarah. Khususnya dulu, sejarah perlawanan melawan kolonialisme penjajah," ucap Simon di sela aksi, Rabu 28 Oktober 2020.

Tak hanya itu, GNP juga mendesak pihak pemerintah agar memperbaiki sistem pendidikan dan memberi akses kemudahan pada masyarakat yang kurang mampu untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang layak.

Simon menyatakan bahwa GNP dengan tegas menolak liberalisasi dan komersialisasi pendidikan di Tanah Air.

Baca Juga: Agar tak Jadi Polemik, Gerindra Sarankan Joko Widodo Beli Sepeda Lipat Pemberian Daniel Mananta

"kalau kita pemuda dan mahasiswa melihat, hampir di semua disiplin ilmu diliberalisasi dan diprivatisasi. Keinginan kami seharusnya, pendidikan ini harus gratis dan demokratis, karena banyak pemuda yang tidak mampu mengenyam pendidikan, bahkan ke perguruan tinggi," katanya.

Lebih lanjutnya, GNP dalam aksinya melayangkan 17 tuntutan. Dua di antaranya adalah mendesak pemerintah mewujudkan pendidikan gratis, serta menolak konsep Kampus Merdeka yang sempat dibicarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Meski begitu, GNP juga tetap menyatakan menolak UU Cipta Kerja.

"Kami di sini juga menolak penerapan Omnibus Law. Selain itu, kami menolak liberalisasi, komersialisasi dan privatisasi pendidikan," ujar Simon.

Baca Juga: Dokter Mengungkapkan Obat Ivermectin Bisa Dijadikan Alternatif Pengobatan Covid-19

Meski diguyur hujan deras, tetapi aksi unjuk rasa berjalan dengan tertib.

Selain itu, aparat kepolisian yang bertugas pun melakukan pendekatan secara persuasif pada peserta aksi, serta turut mengamankan jalannya lalu lintas di Jalan Laksda Adisutjipto Yogyakarta.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah