Fahri Hamzah Sentil Megawati: Politisi Jangan Tanya Apa yang Sudah Dilakukan Milenial untuk Bangsa!

- 4 November 2020, 07:40 WIB
Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah.*
Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah.* /Antara/Boyke Ledy Watra./

PR DEPOK - Beberapa waktu lalu dalam acara peresmian 13 Kantor PDI Perjuangan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pernyataan yang menyinggung generasi milenial.

Adapun pernyataan itu adalah Megawati meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan generasi milenial, lantaran dinilai kurang memberikan sumbangsih untuk bangsa.

Pernyataan Megawati itu pun sempat menjadi bahan perbincangan di media sosial hingga beberapa acara talkshow TV Indonesia.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Naikan UMP DKI Jakarta, Ferdinand Hutahaean: Ini Namanya Politik Abu-Abu

Tampaknya pandangan Megawati soal sumbangsih generasi milenial berbeda dengan Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, Rabu 4 November 2020, Fahri Hamzah menegaskan justru kaum milenial adalah generasi baru yang menyaksikan negara maupun dunia alami perubahan, termasuk dalam krisis berlarut akibat pandemi Covid-19.

Dengan demikian, kata Fahri Hamzah, peran generasi milenial sangat dibutuhkan dalam perjalanan panjang suatu negara dan transisi demokrasi guna menciptakan negara yang sejahtera.

"Terlebih lagi, saat ini teknologi mengalami disrupsi yang dahsyat. Bahkan, sekarang ini ada disrupsi baru yang bukan saja oleh teknologi, tetapi juga karena pandemi Covid-19," katanya.

Baca Juga: Asal Ada Saksi dan Alat Bukti, Polisi Janji Tak Tutupi Kasus Pengeroyokan Pengendara Moge kepada TNI

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa disrupsi oleh pandemi Covid-19 dan teknologi sekaliggus dapat menciptakan kegalauan yang masif bagi generasi milenial.

Generasi milenial saat ini, dikatakan dia, sejatinya tengah mencari siapa panutannya yang harus didengarkan, dan menentukan kemana arah menuju dan melangkah.

"Ada baiknya untuk memahami dan menyadari bahwa jangan-jangan kegagalannya ada pada generasi yang seharusnya menjadi suri teladan," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa introspeksi paling besar itu harus dilakukan para politikus. Pasalnya, generasi milenial terkadang mencontoh dari apa yang dilihatnya dari para tokoh publik atau politikus, termasuk kata-kata maupun aksi.

Baca Juga: Buka Suara Soal Sikap Emmanuel Macron, Al-Qaeda Ancam Bunuh Siapapun yang Hina Nabi Muhammad

Fahri Hamzah menyebutkan sesungguhnya politikuslah yang diberi amanat untuk menjadi pendidik politik dan bangsa, diberi anggaran, akses kekuasaan, maupun uang negara untuk menjadi panutan bagi generasi milenial, bukan sebaliknya.

"Jadi amanat pertama adalah kepada para pemimpin politik, kalau sekarang ini menyaksikan milenial galau dan tidak sesuai dengan pandangan politisi, di satu sisi itu adalah watak dari sebuah perubahan," ujarnya.

Akan tetapi, dilanjutkannya, yang terpenting adalah apakah politisi sudah memberi contoh yang cukup sehingga ekspektasi tentang generasi milenial itu memadai.

Selanjutnya amanat kedua, dikatakan dia, adalah kepada tokoh dan agamawan. Sebab, tokoh dan agamawan juga punya mekanisme dan medium untuk membimbing generasi milenial agar mereka memegang jati dirinya dan tuntunannya dalam melangkah ke depan.

Baca Juga: Buka Suara Soal Sikap Emmanuel Macron, Al-Qaeda Ancam Bunuh Siapapun yang Hina Nabi Muhammad

"Jadi kaum milenial itu tidak bisa disalahkan. Mereka tumbuh dengan zaman, ada kompleksitas yang mempengaruhi mereka," ujarnya.

Dengan begitu, Fahri Hamzah mengingatkan agar politisi tidak boleh mempertanyakan sumbangsih apa yang telah genarasi milenial berikan kepada bangsa.

Sebab, dikatakan dia, generasi milenial akan bertanya balik apa yang sudah dicontohkan kepada mereka.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah