Soal Rekonsiliasi Habib Rizieq, Waketum Gerindra: Ini Lanjutan dari Bersatunya Jokowi-Prabowo

- 13 November 2020, 16:49 WIB
Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Joko Widodo dan Prabowo Subianto. /Kementerian Sekretariat Negara

PR DEPOK  Maraknya isu rekonsiliasi antara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, dengan pemerintah turut ditanggapi oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman.

Dalam keterangannya, Habiburokhman menyebutkan bahwa rekonsiliasi yang ditawarkan Habib Rizieq merupakan kelanjutan dari rekonsiliasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Pak Prabowo masuk kabinet adalah momentum awal rekonsiliasi. Kita lupakan perbedaan dan tumbukan kebersamaan untuk sama-sama mengatasi persoalan kebangsaan”

Baca Juga: Tak Hanya Pemborosan Anggaran, Pengamat Sebut Penerapan Smartcard di DPR Akan Mempersulit Rakyat

“Kepulangan Habib Rizieq adalah momentum lanjutan untuk memaksimalkan rekonsiliasi," ujar Waketum Partai Gerindra kepada awak media pada Jumat, 13 November 2020, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Lebih lanjut, anggota DPR itu menyoroti ketegangan politik yang sempat terjadi saat pemilihan presiden 2019 berlangsung.

"Harus diakui menjelang dan pada saat Pemilu kemarin terjadi ketegangan politik," tuturnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang ke RI, Pengamat: Timbulkan Kecemasan di Kalangan Agama Minoritas di Indonesia

Untuk diketahui, Pilpres 2019 lalu mempertemukan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sempat diwarnai ketegangan politik, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan kemenangan Jokowi-Ma’ruf atas Prabowo-Sandi.

Setelah Jokowi kembali menjadi Presiden RI, Prabowo pun memilih jalan rekonsiliasi dengan menerima pinangan Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan RI.

Baca Juga: Simpatisan Habib Rizieq Disebut Akan Serbu Rumah Nikita Mirzani, Polisi Lakukan Pengamanan

Menimbang hal ini, Habiburokhman meminta agar masyarakat tidak merasa terganggu dengan istilah rekonsiliasi yang disampaikan oleh pemimpin FPI.

"Saya fikir kita semua harus bersikap bijak. Jangan apriori satu sama lain dan jangan risih dengan istilah rekonsiliasi," tuturnya menutup pernyataan.

Diberitakan sebelumnya, Habib Rizieq menyatakan kesiapannya untuk rekonsiliasi dengan pemerintah.

Namun, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu memberikan sejumlah syarat kepada pemerintah.

Baca Juga: RUU Minol dapat Penolakan, Ini Kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad

Disampaikan saat berceramah di Petamburan yang disiarkan di kanal Youtube Front TV, salah satu syarat yang diajukan oleh Habib Rizieq adalah pembebasan para ulama, aktivis, buruh, dan mahasiswa yang saat ini tengah ditahan.

Selain itu, pendiri FPI itu juga meminta agar pemerintah berhenti melakukan kriminalisasi ulama.

Untuk diketahui, Habib Rizieq tiba di Indonesia pada 10 November 2020 lalu usai menetap selama hampir tiga tahun di Arab Saudi.

Baca Juga: Mitos Friday the 13th, Asal Mula Anggapan Sial hingga Sejumlah Peristiwa yang Pernah Terjadi

Kabarnya, Imam Besar FPI ini sempat dicekal oleh pemerintah Arab Saudi, sehingga dilarang untuk keluar dari negara tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah