PR DEPOK – Polresta Surakarta terpaksa membubarkan aksi tolak Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab oleh Aliansi Warga Kota Solo (AWKS).
Menurut Kapolresta Surakarta, Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak, aksi yang digelar di Bundaran Gladak tersebut dibubarkan karena tidak berizin dan tanpa melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian.
Seperti diketahui, aksi tolak Habib Rizieq yang diikuti oleh ratusan orang tersebut dimulai sekira pukul 14.00 WIB.
Baca Juga: Batasi Peserta Acara Tidak Lebih dari 150 Orang, Pemkab Bogor: Termasuk Kegiatan Keagamaan
Sedangkan puluhan petugas kepolisian datang sekira 20 menit kemudian dan mengimbau masyarakat yang mengikuti aksi damai tersebut untuk membubarkan diri.
“Kami membubarkan kegiatan unjuk rasa ini sebab pengumpulan massa sangat rentan menyebarkan virus Covid-19,” ujar Ade, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Ia mengungkapkan bahwa penertiban tersebut tidak lepas dari realita bahwa akhir-akhir ini angka persebaran Covid-19 semakin tinggi, termasuk juga di Kota Solo.
“Maka dari itu, kami berupaya mencegah kerumunan semacam ini, dan sama-sama untuk menjaga sebab keselamatan masyarakat merupakan hukum tertinggi,” ucapnya.
Baca Juga: Sindir Pemanggilan Anies Usai Kerumunan di Petamburan, Iwan Fals: Presiden Juga Bisa Dipanggil Ya?
Terkait hal tersebut, ia menuturkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya juga akan memanggil penyelenggara untuk dimintai keterangan.
“Mereka tidak memberitahukan pada petugas, tetapi pada akhirnya menimbulkan kerumunan massa, sebab kerumunan massa sangat rentan menyebarkan Covid-19,” ujar Ade.
Di sisi lain, Koordinator Aksi, Kusumo Putro menyebut aksi penolakan tersebut dilakukan karena tidak ingin terjadi kegaduhan di Solo akibat kegiatan yang melibatkan Habib Rizieq.
“Selama ini, kami lihat Habib Rizieq menimbulkan kegaduhan. Oleh karena itu, kami juga punya hak melindungi kota kami,” ucap Kusumo.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Pangdam Jaya Dicopot, Dewi Tanjung: Diam Kau, Masih Digaji Negara Malah Bela Perusuh
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya tidak anti terhadap habib maupun Ormas.
Kami tidak anti-habib dan anti-ormas. Kami hanya anti-provokasi dan anti terhadap orang-orang yang memecah kami,” katanya secara tegas.
Terkait pembubaran aksi, ia menghargai kepolisian meskipun masih banyak hal ingin disampaikan kepada masyarakat.
“Akan tetapi, karena dibubarkan, kami mematuhinya. Yang penting pernyataan sikap kami sudah tersampaikan ke publik,” ujarnya.***