Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Jadi Tragedi Terbesar Kedua di Dunia yang Tewaskan 131 Orang

- 3 Oktober 2022, 20:11 WIB
Kerusuhan Kanjuruhan
Kerusuhan Kanjuruhan /Instagram.com @Akmalmalhiri

 

PR DEPOK – Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang ini menjadi tragedi terbesar kedua di dunia dalam sejarah kerusuhan di stadion sepak bola.

Tercatat 131 orang tewas akibat kerusuhan yang terjadi pasca kekalahan tuan rumah Arema FC atas Persebaya Surabaya.

Sejumlah pihak diperiksa Bareskrim Polri untuk melihat kejadian ini secara utuh serta mencari siapa pihak yang paling bertanggung jawab agar peristiwa ini tidak terulang lagi.

Baca Juga: LINK NONTON Drama Cheer Up Episode 1 Sub Indo, Spoiler: Awal Mula Do Hae Yi Masuk Regu Sorak Theia

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari sultra.antaranews.com, Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022, merupakan tragedi terbesar kedua di dunia dalam sejarah kerusuhan di stadion sepak bola.

Tercatat 131 orang tewas dalam tragedi ini, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari portallebak.pikiran-rakyat.com.

Sementara tragedi terbesar pertama terjadi di negara Peru, sebuah negara di benua Amerika Selatan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 131 Orang, FIFA Buat Pernyataan hingga Polri Periksa Sejumlah Pihak

Kejadian tersebut menurut catatan footballgroundguide.com terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 1964.

Tragedi di Peru telah menewaskan 326 orang akibat kerusuhan di dalam stadion dan dihalau polisi yang membuat penonton panik berlari ke arah pintu keluar yang ternyata masih tertutup mengakibatkan banyak orang yang terinjak-injak.

Hampir sama persis kejadian tersebut dengan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kejadian di Stadion Kanjuruhan bermula saat suporter Arema FC kecewa atas kekalahan tim Singo Edan sehingga melampiaskan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial membuat polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.

Baca Juga: Cek Nama Penerima BPUM 2022 Online Lewat eform.bri.co.id Pakai NIK KTP

Karena tembakan gas air mata ini membuat penonton panik berlari ke pintu keluar sehingga terjadi penumpukan yang berakibat fatal. Banyak penonton yang terhimpit, terinjak-injak, dan sesak nafas.

Tragedi terbesar ketiga terjadi di Stadion Olahraga Accra, Ghana, sebuah negara di benua Afrika, yang mempertandingkan laga antara Heart of Oak vs Kotoko pada 2001.

Semula pertandingan antara dua klub raksasa Ghana itu berlangsung kondusif ketika Kotoko unggul sementara, namun dua gol di akhir laga membalikkan keadaan dan akhirnya memenangkan Heart of Oak.

Baca Juga: Cek Nama Penerima BPUM 2022 Online Lewat eform.bri.co.id Pakai NIK KTP

Kekalahan ini membuat fans Kotoko bereaksi buruk dengan melemparkan botol dan kursi ke lapangan yang direspons polisi dengan gas air mata, yang membuat para penggemar Kotoko keluar.

Namun penonton tidak sadar kalau gerbang stadion masih terkunci sehingga akhirnya berdesak-desakan dan menyebabkan 126 orang meninggal.

Tragedi terbesar keempat terjadi di Stadion Hillsborough, Inggris, ketika laga Liverpool vs Nottingham Forest pada 1989 yang terjadi akibat penonton berdesak-desakan yang menyebabkan setidaknya 96 orang tewas.

Tragedi terbesar kelima terjadi di Stadion Dasarath, Nepal, saat pertandingan antara Janakpur Cigarette Factory dan Liberation Army of Bangladesh pada 1988.

Baca Juga: BPNT Oktober 2022 Sudah Cair di Kantor Pos, Simak Cara Daftar dan Login cekbansos.kemensos.go.id

Tragedi di Stadion Dasarath, Nepal ini terjadi saat pertandingan yang awalnya berjalan baik, tetapi di tengah laga terjadi badai salju yang menyebabkan para penonton panik karena 75 persen areal stadion masih terbuka.

Polisi kemudian menghalau yang justru mengarah penonton ke pintu keluar yang masih tertutup dan menyebabkan penonton terhimpit dan terinjak-injak yang mengakibatkan setidaknya 93 orang tewas.

Sementara itu Badan Reserse Kriminal Polri memeriksa sejumlah pihak, termasuk salah satunya direktur Liga Indonesia Baru, sebagai saksi kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari pmjnews.com, sementara itu Bareskrim Polri akan memeriksa beberapa saksi, antara lain direktur PT LIB (operator Liga 1), ketua PSSI Jatim, ketua Panpel Arema FC, serta kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jatim.

Baca Juga: Perayaan Boyfriend Day 3 Oktober, Pria Jadi Raja Sehari yang Dihujani Cinta oleh sang Kekasih

Polri juga memeriksa sejumlah personel kepolisian yang bertugas dalam pengamanan di Stadion Kanjuruhan.

Sejauh ini 18 orang mulai dari perwira dan perwira menengah diperiksa tim internal Bareskrim yang terdiri dari timsus dan Propam.

Tim Laboratorium Forensik Polri juga telah mendalami dan menganalisa sebanyak 32 titik kamera pengawas CCTV yang ada di sekitar Stadion Kanjuruhan dan beberapa lokasi kejadian.

Sejumlah telepon seluler yang diidentifikasi milik korban tragedi Kanjuruhan juga turut diperiksa Labfor Polri.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah