Pemandangan Magrib Ini, Komet Neowise Terlihat Indah Saat Dekati Bumi

23 Juli 2020, 20:33 WIB
Potret Komet Neowise. /Antara

PR DEPOK - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto mengatakan Komet Neowise atau C/2020 F3 dapat dilihat dengan baik setelah maghrib hingga matahari tenggelam.

"Komet Neowise baik dilihat setelah magrib hingga matahari tenggelam sekitar pukul 19.40 WIB untuk pengamatan di Jakarta," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom seperti dilansir dari Antara pada Kamis, 23 Juli 2020.

Komet itu melintasi titik terdekat dengan Bumi pada 23 Juli 2020 pada pukul 09.41 WIB dengan jarak terdekat 103,5 juta kilometer dari Bumi.

Baca Juga: Viral Video Catherine Wilson 'Teler' di Acara Sule, Prediksi Warganet 9 Bulan Lalu Jadi Kenyataan 

Menurut Rhorom, Jarak itu setara dengan 2/3 jarak Bumi-Bulan sehingga tidak perlu menganggapnya sebagai objek yang berpeluang berpapasan atau menabrak Bumi.

Komet Neowise dapat diamati dari Bumi sudah sejak lama. Komet itu teramati pertama kali pada 27 Maret 2020 saat komet masih jauh dari Matahari dan tampak redup sekali.

Komet masih dapat diamati hingga beberapa bulan ke depan, tentu menggunakan bantuan teleskop karena semakin jauh, komet akan tampak semakin redup.

Namun, perlu dicatat bahwa Komet Neowise tampak dengan mata telanjang sekitar akhir Juni hingga akhir Juli.

Baca Juga: Bertahun-tahun Terpapar Radiasi Berbahaya Sistem Rudal, Para Petani Gugat Kementerian Pertahanan 

Saat ini, Komet Neowise sudah berada di sebelah timur Matahari sehingga bisa dilihat saat petang, selama beberapa menit setelah matahari tenggelam.

"Komet akan tampak samar karena terangnya sudah mendekati batas kemampuan mata kita," ujarnya.

Dengan alat bantu seperti kamera digital, binokuler atau teleskop, komet bisa tampak lebih terang.

Komet Neowise tidak berpengaruh pada Bumi. Rhorom menuturkan jauh pada masa yang lampau, komet-komet seperti itu bisa jadi banyak menghujani Bumi sehingga esnya yang mencair dapat membasahi Bumi hingga planet itu layak menopang kehidupan.

Baca Juga: Pesepeda Akan Ikut Ditilang pada Operasi Patuh Jaya 2020, Polisi: Aturan Sudah Tercantum di UU LLAJ 

Komet Neowise merupakan komet berperiode panjang. Dengan orbitnya saat ini, diperkirakan periode orbit komet itu 6.800 tahun. Dengan demikian, komet itu akan kembali setelah 6.800 tahun lagi.

"Bisa jadi dia (komet) tak akan kembali lagi karena gangguan gravitasi yang dia alami sehingga membelokkan orbitnya," katanya.

Untuk wilayah Pontianak, komet Neowise tampak pada 20-25 Juli 2020.

Rhorom menuturkan pada pengamatan Kamis, Komet Neowise memang sudah samar dan redup, tapi masih mungkin dilihat dengan mata telanjang meski fitur koma atau ekor komet hampir tak terlihat dengan mata.

Baca Juga: Sakit Hati Lihat Orang Tuanya Dibunuh, Gadis Afghanistan Tembak Dua Gerilyawan Taliban hingga Tewas 

Komet berada di arah Barat Laut atau 45 derajat dari Barat dengan ketinggian sekitar 15 derajat.

Rhorom menuturkan tantangan terbesar mengamati komet dari Indonesia adalah kondisi cuaca. "Mendung dan awan di dekat ufuk selalu menjadi penghambat," ucapnya.

Komet C/2020 F3 sudah ada di atas horizon langit Indonesia pada malam hari sejak 20 Juli 2020.

Semakin lama, komet akan semakin meninggi posisinya saat senja sehingga durasi komet bisa diamati lebih panjang. Namun, kecerlangannya akan semakin meredup.

Baca Juga: Demi Merangkai Titik Terang Pembunuhan Yodi Prabowo, Penyidik Kembali Lakukan Analisis dan Evaluasi 

Saat ini, komet tersebut berada di daerah rasi bintang Ursa Mayor (rasi Biduk), sekitar arah barat laut saat senja di akhir Juli 2020.

Karena komet sudah cukup redup, pengamatan menggunakan binokuler, teleskop atau kamera dengan kemampuan bukaan panjang sangat dianjurkan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler