Kasus Fetish Kain Jarik oleh ‘Gilang Bungkus’ Mulai Ditelusuri, Pihak Unair Bergerak Cepat

31 Juli 2020, 22:03 WIB
Kantor Rektorat Unair.* /cictiyara/cicityara

PR DEPOK - Berawal dari utas yang dibagikan oleh salah satu pemilik akun Twitter yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual “Fetish Kain Jarik” dan menjadi viral, kini kasus itu pun mulai terungkap perlahan.

Pelaku bernama Gilang Aprilian Nugraha Pratama atau yang kini disebut sebagai ‘Gilang Bungkus’ pada awalnya meminta nomor WhatsApp korban dan mengaku sebagai mahasiswa tingkat akhir Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Menanggapi hal itu, pihak Unair Surabaya melalui help center Unair dan mulai menerima laporan mengenai pelecehan seksual fetish kain jarik yang melibatkan salah satu mahasiswanya.

Baca Juga: Djoko Tjandra Ditangkap, Wakil Ketua MPR: Bisa Jadi Warisan Baik Sebelum Idham Azis Selesai 

Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Surabaya, Suko Widodo, pihaknya terus mengumpulkan fakta untuk melacak kebenaran.

Fakultas Ilmu Budaya Unair juga telah menggelar sidang komite etik.

"Kita barusan rapat untuk melacak kebenaran informasi ini. Kita sudah menerima laporan, kapasitasnya masih kontak WA dan sebagainya. Ini satu persatu ya. Dari semuanya yang melapor hanya menceritakan 'saya pernah dichat', 'pernah ketemu', tapi kenyataan merasakan dirugikan sejauh ini belum," tutur Suko seperti dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Jumat, 31 Juli 2020.

Suko menyebutkan, apa yang dilakukan "G" dengan alasan penelitian tugas akhir yang bertemakan bungkus-membungkus maupun riset justru bertolak belakang dengan judul skripsi yang sudah dibuat.

Baca Juga: Sempat Dikangkangi Djoko Tjandra, Yasonna Laoly: Penangkapan Ini Pulihkan Kepercayaan Penegak Hukum 

Hingga saat ini pihaknya terus melakukan investigasi termasuk menggandeng pihak kepolisian.

"Antara judul Skripsi, katanya riset, tidak ada hubungan. Kami juga dibantu berbagai pihak mencari fakta. Dari segi hukum memang ini masih dugaan ya. Tapi lihat modusnya ada tren ke fakta," katanya.

Untuk korban atau ada pihak yang mendapat perlakuan serupa dari pelaku diminta agar juga melapor ke email resmi FIB helpcenter.airlangga@gmail.com atau Help Center Universitas Airlangga di 081615507016.

"FIB menyediakan layanan konseling kepada para korban dan identitas korban akan terjamin kerahasiaannya," ucap Suko.

Baca Juga: Berpotensi Timbulkan Kecurangan, Donald Trump Minta Pelaksanaan Pilpres 2020 Ditunda 

Ketika disinggung apakah ada korban yang melaporkan kasus ini ke kepolisian, Suko tidak menampik hal itu ada.

Namun data yang ada masih sebatas informasi dan akan mendalami terkait pelaporan yang dilakukan.

"Sore ini ada informasi ke sana (ke polisi), kita belum mendalami. Tapi ikhtiar itu akan kita teruskan," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, unggahan korban pelecehan fetish kain jarik Gilang mendadak viral di media sosial.

Twitter akun @m_fikris berisi curhat tentang predator "Fetish Kain Jarik".

Baca Juga: Cek Fakta: Kekurangan Monyet, Indonesia Disebut Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 Tiongkok 

Dalam unggahannya, pemilik akun menjelaskan ada seseorang yang memintanya untuk membantu
menyelesaikan riset tugas akhir.

Orang itu berinisial G dan berkuliah di Universitas Airlangga Surabaya.

G awalnya mengikuti akun Instagram korban dan kemudian keduanya intens berkomunikasi.

"Katanya buat riset tulisan dia," tulis akun @M_fikris dalam twitnya.

Akun @M_fikris mengaku bahwa dirinya menjadi korban pelecehan seksual G. Akun ini mengaku diminta G untuk membungkus dirinya sendiri dan temannya dengan kain jarik lalu difoto atau video, kemudian dikirimkan pada G.

Baca Juga: Pemprov DKI Layangkan Somasi Sebut Tudingan Ike Muti Soal Hapus Foto dengan Jokowi Bohong 

Akhirnya korban bersedia menuruti kemauan G. Tak hanya korban, G juga meminta teman korban untuk dibungkus.

Namun, setelah melakukan yang dikehendaki, korban melihat kejanggalan sehingga dia memutuskan menceritakan hal yang dialaminya di Twitter.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler