Fenomena Komentar Berisi Iklan di Sosial Media, Bisakah Bot Dihentikan?

- 5 Februari 2023, 08:25 WIB
Berikut penjelasan soal fenomena maraknya komentar berisi iklam di soosial media, apakah bot bisa dihentikan?*
Berikut penjelasan soal fenomena maraknya komentar berisi iklam di soosial media, apakah bot bisa dihentikan?* /Pixabay/LoboStudioHamburg

PR DEPOK – Pernahkah Anda melihat dalam kolom komentar di media sosial seseorang seperti Instagram yang kerap kali muncul iklan jual obat mata minus dan silinder atau jual followers yang sama sekali tidak relevan dengan isi konten yang diunggah?

Komentar berisi iklan seperti ini seringkali ditemukan dalam media sosial terutama akun dengan jumlah pengikut yang banyak seperti halnya selebriti, influencer atau selebgram, juga akun lain dengan audiens yang besar dan muncul secara konsisten di setiap unggahan dengan jumlah yang bisa dikatakan cukup banyak.

Fenomena munculnya iklan dalam kolom komentar dengan memuat interaksi palsu yang mungkin tampak mirip seperti perilaku manusia di konten media sosial ini tentu saja mengganggu dan tidak sedikit beberapa dari pengguna media sosial yang menimpalinya dengan nada candaan.

Maraknya fenomena iklan jual obat mata minus di media sosial ini tidak sepenuhnya baru, karena sudah terjadi selama bertahun-tahun. Nyatanya, di balik komentar yang bertebaran ini, ada jaringan bot yang menyebarkan spam dengan maksud dan tujuan tertentu.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Info Jadwal Dibukanya KUR BRI 2023 untuk Pinjaman hingga Rp500 Juta

Apa itu bot spam dan bagaimana spam komentar dapat menyebar?

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Cloudflare, bot spam adalah program komputer yang menjalankan tugas berulang dan biasanya beroperasi melalui internet. Bot spam adalah jenis bot khusus yang mengirim atau membantu mengirim pesan spam.

Bot spam juga dapat memposting spam di berbagai tempat di mana pengguna berinteraksi secara online seperti dalam forum media sosial yang sering mengorek informasi kontak, membuat akun pengguna palsu, atau mengoperasikan akun media sosial curian.

 
Sedangkan spam komentar adalah spam apa pun yang muncul di bagian kolom komentar buatan tidak pantas yang dikirim ke sejumlah besar pengguna. Biasanya, spam melibatkan iklan produk yang tidak diinginkan (seperti obat mata minus atau jual followers), tautan balik yang tidak relevan, atau hal-hal yang lebih jahat seperti penipuan, unduhan malware, bahkan untuk memengaruhi hasil Pemilu.

Baca Juga: Rekonstruksi Payudara Usai Pengangkatan Kanker, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Plastik

Beberapa bot spam memposting di bagian kolom komentar yang tidak memerlukan akun pengguna untuk berpartisipasi dalam utas. Hal ini lebih mudah terjadi jika forum/akun tidak memiliki verifikasi yang memadai untuk memeriksa apakah pemberi komentar adalah pengguna manusia, tetapi beberapa bot dapat melewati perlindungan tersebut meskipun ada.

Di lain waktu, bot akan membuat akun pengguna palsu dan meninggalkan komentar, yang jika satu akun ditutup, mereka akan membuat akun lain. Dengan cara ini, pelaku spam dapat mengotomatiskan proses promosi dan penerbitan spam.

Sebagian besar spam online sepenuhnya diotomatisasi oleh bot spam. Pengguna tidak berinteraksi dengan orang sungguhan saat mereka memberi komentar, meskipun bot tersebut tampaknya "merespons" interaksi pengguna.

Sebaliknya, bot spam menyebarkan pesan yang telah diprogram sebelumnya atau mengikuti skrip percakapan yang telah diprogram untuk berinteraksi dengan pengguna.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Besok Minggu, 5 Februari 2023: Kejar Tujuan dan Bahagia Bersama Pasangan

Mengapa fenomena ini terjadi?

Melansir dari targetinternet, social spam bots ada untuk mendapatkan pengikut, meningkatkan prospek penjualan, dan tujuan akhirnya uang/pendapatan. Bot ini sebenarnya hanyalah algoritma yang digunakan bersama dengan profil media sosial untuk membuat interaksi dengan konten orang lain.

Ini, pada gilirannya bermaksud untuk menarik keterlibatan dengan profil yang ditautkan ke algoritma, baik dari pengguna nyata maupun bot lainnya. Bot akan sering secara khusus menargetkan konten atau pengguna media sosial dengan beberapa koneksi ke apa pun yang pada akhirnya mereka coba jual.

 

Terlepas dari langkah-langkah keamanan praktis seperti deteksi spam melalui pembelajaran mesin, kebijakan ini memberi spammer kesempatan yang lebih baik untuk beroperasi dengan sukses daripada yang mungkin mereka temukan di bagian web lain yang diatur dengan lebih ketat.

Baca Juga: Tes Psikologi: Bebas atau Pencemas? Karakter Anda Terungkap dari Gambar yang Dilihat

Bagaimana bot spam bisa beroperasi di media sosial?

Banyak bot aktif di platform media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram. Bot spam akan mengirimkan pesan atau membuat postingan yang menjanjikan item gratis, penawaran produk konsumen, konten dewasa, atau penawaran lainnya. Mereka mungkin juga menyukai, membagikan, atau meninggalkan komentar spam di utas komentar di bawah postingan sosial yang tidak terkait.

Bot spam dapat beroperasi melalui akun palsu, atau melalui akun pengguna nyata yang disusupi. Untuk membuat akun bot media sosial palsu tampak lebih asli, bot spam dapat menyalin gambar profil pengguna yang sah/asli.



Sebuah studi baru oleh para peneliti Universitas Pennsylvania dan Universitas Stony Brook, yang diterbitkan dalam Temuan Asosiasi Linguistik Komputasi, memberikan pandangan lebih dekat tentang bagaimana bot ini menyamar. Melalui pembelajaran mesin canggih dan teknik pemrosesan bahasa alami, para peneliti memperkirakan seberapa baik bot meniru 17 atribut manusia, termasuk usia, jenis kelamin, dan berbagai emosi.

Baca Juga: Anggaran Bansos Kemensos 2023 Rp78 Triliun, Ini Kriteria Penerima PKH dan BPNT, Cair Februari Ini?

Studi ini menyoroti bagaimana bot berperilaku di platform media sosial dan berinteraksi dengan akun asli, serta kemampuan teknologi pembuatan bot saat ini.

Ini juga menyarankan strategi baru untuk mendeteksi bot seperti bahasa yang digunakan oleh satu bot mencerminkan sifat kepribadian manusia yang meyakinkan dan kesamaan mereka satu sama lain.



Seorang mahasiswa pascasarjana di Departemen Ilmu Komputer dan Informasi di School of Engineering and Applied Science menyampaikan, “Jika pengguna media sosial berpikir bahwa sebuah akun adalah manusia, maka mereka akan cenderung terlibat dengan akun tersebut. Bergantung pada niat bot, hasil akhir dari interaksi ini bisa jadi tidak berbahaya, tetapi juga bisa mengarah pada informasi yang salah yang berpotensi berbahaya,” ujarnya.

Bisakah bot dihentikan?

Baca Juga: Menteri Perdagangan: Pembelian Minyakita Harus Menggunakan KTP dan Tidak Boleh Memborong

Menurut juru bicara perusahaan yang menaungi Instagram, Meta, “Penting bagi kami bahwa interaksi yang dilakukan orang di Instagram adalah asli, dan kami bekerja keras untuk menjaga komunitas bebas dari perilaku spam,” ucapnya.

“Layanan yang menawarkan untuk meningkatkan popularitas akun melalui suka, komentar, dan pengikut yang tidak autentik, tidak diizinkan, dan kami sedang mengembangkan teknologi untuk menghapus aktivitas ini dari Instagram,” tambahnya.

Perusahaan juga menyampaikan telah menghapus beberapa akun yang dilaporkan sebagai akun palsu dan melanggar Pedoman Komunitas dan Ketentuan Penggunaannya, termasuk salah satu spam komentar.


Meta mengatakan, mengurangi aktivitas tidak autentik di Instagram adalah prioritas dan akan terus meluncurkan langkah-langkah keamanan untuk mengurangi dan menghentikan akun palsu, menggunakan campuran kecerdasan buatan dan moderator manusia.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 1 Kembali Cair Februari 2023, Kategori Masyarakat Ini Berhak Dapat Manfaat Berupa BLT

Perusahaan menambahkan bahwa, karena alatnya terus menghapus suka, mengikuti, dan komentar tidak autentik dari akun yang mengandalkan aplikasi pihak ketiga untuk meningkatkan jangkauan mereka, metode spam ini akan menjadi kurang efektif di Instagram.

Pihaknya pun mengatakan perlu waktu untuk menyaringnya dan bukan tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkannya, tetapi dikatakan sedang bekerja keras di area ini dan berkomitmen untuk jangka panjang.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah