Yakin dengan Keamanan Data Kalian? Berikut 10 Mitos dan Fakta Terkait Keamanan Siber

- 22 Agustus 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi keamanan siber
Ilustrasi keamanan siber //Pixabay

PR DEPOK - Era perkembangan digital dewasa ini terus mengalami kemajuan. Segala akses dapat dengan mudah untuk didapat.

Namun semua perkembangan itu, tidak menutupkemungkinan masih banyak masyarakat yang hanya menggunakannya saja akan tetapi acuh bahkan tidak mengetahui siapa pun bisa meretas data mereka.

Tentu hal tersebut akan merugikan bagi pengguna, mengingat kejahatan digital semakin hari semakin meningkat. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan kemajuan teknologi hingga saat ini.

Baca Juga: Fakta Dibalik MV 'Dynamite', RM: Awalnya Tidak Berencana untuk Merilis

Bilamana kita tidak dapat mengantisipasinya, tentu hal tersebut akan menjadi bumerang yang justru akan mencelakakan bahkan merugikan diri sendiri.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat menyajikan informasi terkait keamanan siber di akun Instagram resminya @diskominfojabar, pada Kamis 20 Agustus 2020.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dalam unggahannya, Diskominfo memaparkan mitos dan fakta terkait keamanan siber yang terjadi dikalangan masyarakat. Berikut 10 mitos dan fakta keamanan siber:

1. Mitos password saja sudah cukup untuk menjaga keamanan data dan peralatan. Namun faktanya adalah, dalam penetapannya password harus kuat dan diganti secara periodik serta didukung mekanisme keamanan lain seperti two factor authentication, data monitoring, dan software keamanan seperti antivirus, firewall, enkripsi, VPN, dan Backup data teratur.

Baca Juga: Libatkan 40.000 Partisipan, Meksiko Akan Terima 2.000 Vaksin Sputnik-V dari Rusia Guna Uji Klinis 3

2. Mitos ancaman siber berasal dari luas sistem. Faktanya, kerusakan atau kebocoran data disebabkan karena kesengajaan atau kesalahan pengguna yang berasal dari kalangan internal lebih sulit diprediksi.

3. Mitos wi-fi publik yang memiliki password sudah pasti aman. Faktanya, tanpa didukung dengan penggunaan VPN, pembatasan jumlah pengguna, dan pengguna password yang sama pada wi-fi publik sangat berisiko di eksploitasi.

4. Mitos keamanan siber memerlukan investasi yang sangat besar. Faktanya, banyak pilihan taktik dan peralatan keamanan siber dengan biaya terjangkau. Bahkan bisa dipilih dan diaplikasikan beradasarkan kebutuhan.

5. Mitos, keamanan siber masih 100 persen bisa dicapai. Faktanya, keamanan siber merupakan proses dinamis yang dapat berubah setiap saat dengan cepat keadaannya karena ancaman bias muncul setiap saat.

Baca Juga: Beberkan Hasil Temuannya, ICW Duga Anggaran Rp90,45 Miliar 'Dimakan' Influencer dari Lembaga-lembaga

6. Mitos, peretas menyasar perusahaan besar. Faktanya, data statistik menunjukkan korban serangan siber diberbagai negara sebagian besar menyasar pada sektor usaha kecil dan menengah.

7. Mitos sektor industri tertentu rawan terkena serangan siber. Faktanya, semua sektor dan jenis bisnis dengan informasi sensitif tentu memiliki risiko yang sama untuk diserang.

8. Mitos keamanan siber merupakan urusan dan tanggung jawab bagi orang yang bekerja dibagian IT. Faktanya, peran bagian IT hanya sebatas membuat dan mengulas kebijakan keamanan. Sedangkan pelaksanaannya bergantung dan menjadi tanggung jawab seluruh karyawan.

9. Mitos infeksi malware dapat langsung diketahui. Faktanya, kini malware termasuk ancaman siber terbesar yang sulit dideteksi dan tidak menunjukan gejala walaupun sistem sudah dikuasai dan membocorkan data tanpa menunjukkan gejala.

Baca Juga: Libur Akhir Pekan, Basarnas Jawa Barat Tempatkan Personel Khusus di Sejumlah Destinasi Wisata

10. Mitos gawai pribadi tidak perlu diamankan dan hanya cukup alat kantor saja. Faktanya, peretas bisa memanfaatkan peralatan pribadi karyawan untuk melangsungkan penetrasi pada jaringan atau sistem kantor.

Itulah 10 mitos dan fakta perihal keamanan siber. Maka itu, perlu waspada serta cermat dalam mengamankan sistem perangkat dan media sosial. Hal itu bertujuan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang banyak.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Instagram @diskominfojabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah