Hoaks atau Fakta: Keluarga 6 Laskar FPI Terima 100 Juta sebagai Uang Tutup Mulut, Simak Faktanya

25 Desember 2020, 13:05 WIB
Puluhan laskar FPI menghadang polisi yang mendatangi kediaman Habib Rizieq Shihab. /PMJ News

PR DEPOK – Baru-baru ini beredar kabar yang menuding pemerintah membungkam keluarga korban enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 beberapa waktu lalu dengan sejumlah uang.

Kabar ini mencuat pertama kali dari akun Facebook bernama Kimbab Kimci pada 21 Desember 2020, yang membagikan video berdurasi 5 menit dengan klaim pemerintah memberikan uang Rp100 juta kepada setiap keluarga korban sebagai bentuk tutup mulut disertai narasi berikut.

Informasi keliru yang mengklaim pemerintah memberikan uang suap Rp100 juta sebagai upaya tutup mulut bagi keluarga korban enam Laskar FPI. Mafindo

“Keluarga korban pembantaian yg di lakukan rejim kowi melalui tangan algojonya nya sipoli,,,mendatangi keluarga para korban untuk tutup mulut dan tidak melanjutkan tuntutan nya melalui jalur hukum di Komnas HAM, katanya jangan di lanjutkan karena musibah pembunuhan ini sdh kehendak ALLAH,,, Keluarga korban di suap di beri uang rata-rata 100 juta rupiah,,,,, tapi uang itu malah buat di jadikan barang bukti di Komnas HAM…#IndonesiaHumanRightsSOS”

Baca Juga: Pastikan Varian Baru Covid-19 Belum Masuk Indonesia, Imbauan Menristek: Masyarakat Jangan Lengah!

Mafindo melaporkan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com, klaim tersebut merupakan informasi yang salah.

Berdasarkan hasil penelusuran, video berdurasi lima menit itu adalah hasil suntingan.

Isi di dalam video tersebut pun sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus tewasnya Laskar FPI.

Baca Juga: Tri Rismaharini Akui Dihubungi Mensesneg Sebelum Jadi Mensos, Pikul Tanggung Jawab Ini dari Jokowi

Faktanya, video itu berisi penggabungan beberapa potongan video wawancara Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas serta video konferensi pers Komnas HAM terkait dengan kasus Siyono terduga teroris asal Klaten pada 2016 lalu.

Terkait kasus Siyono yang terdapat pada video itu, Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti menekankan bahwa sejumlah uang senilai Rp100 juta yang diberikan kepada keluarga almarhum Siyono bukan berasal dari Polri.

Ia mengatakan, uang tersebut berasal dari kantong pribadi Kepala Densus 88 Brigjen (Pol) Eddy Hartono.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Pembagian Subsidi Kuota Internet Gratis 50 GB All Operator, Simak Faktanya

Dirinya juga membantah uang tersebut sebagai sogokan ke keluarga Siyono karena pada dasarnya kematian terduga teroris itu merupakan kecelakaan yang tak bisa dihindari.

Terduga teroris Siyono (SY) tewas saat dibawa anggota Densus 88 Polri untuk menunjukkan bunker penyimpanan senjata di sekitar Prambanan, Jawa Tengah.

Dari hasil CT scan di Rumah Sakit Polri, Siyono diketahui tewas lantaran benda tumpul serta ada memar pada bagian tubuh.

Baca Juga: BLT Rp2,4 Juta Sudah Cair 100 Persen, Berikut 5 Fakta Realisasi Penyaluran ke 12 Juta UMKM

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa beredarnya video dengan klaim yang menyebut pemerintah memberikan uang suap Rp100 juta sebagai upaya tutup mulut keluarga korban enam Laskar FPI adalah salah atau tidak benar.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mafindo

Tags

Terkini

Terpopuler