Ledakan Besar di Beirut Hancurkan Pelabuhan Utama, Timbulkan Kekhawatiran Kehancuran Ekonomi Lebanon

5 Agustus 2020, 11:58 WIB
Petugas kesehatan evakuasi korban ledakan gudang bahan peledak di Ibu Kota Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020. Ledakan tersebut mengakibatkan sebanyak 78 orang meninggal dan 4000 orang terluka. /ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/pras/

PR DEPOK - Masyarakat dunia dihebohkan dengan ledakan besar yang terjadi di wilayah kota pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat.

Ledakan tersebut menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung di ibu kota dan membentuk awan jamur raksasa di langit seperti saat ledakan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.

Selain itu, 78 orang tewas dan lebih dari 3.000 luka-luka, dengan sebagian mayat yang masih terkubur di reruntuhan, kata para pejabat.

Baca Juga: Viral Video Pemukulan Hewan di Jakarta Timur, Lima Monyet Akhirnya Disita Petugas 

Menteri Dalam Negeri Lebanon Mohammed Fahmi mengatakan kepada stasiun TV lokal bahwa ledakan itu disebabkan oleh peledakan lebih dari 2.700 ton amonium nitrat yang telah disimpan di sebuah gudang di dermaga sejak disita dari sebuah kapal kargo pada tahun 2014.

Ledakan itu mengejutkan masyarakat setempat yang telah menyaksikan perang saudara selama 15 tahun, pengeboman bunuh diri, pengeboman oleh Israel, dan berbagai pembunuhan karena politik.

“Itu adalah pertunjukan horor yang nyata. Saya belum pernah melihat yang seperti itu sejak zaman perang (sipil),” kata Marwan Ramadan, warga Lebanon yang berjarak sekitar 500 meter dari pelabuhan dan terlempar dari kakinya oleh kekuatan ledakan sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-depo.com dari AP News.

Baca Juga: Kolesterol Naik setelah 'Pesta' Daging Kurban, 8 Makanan Ini Bisa Bantu Turunkannya 

Menteri Kesehatan Lebanon Hassan Hamad mengatakan jumlah korban jiwa lebih dari 70 meninggal dan lebih dari 3.000 terluka.

Dia menambahkan bahwa rumah sakit di negaranya hampir tidak dapat mengatasi perawatan pasien dan tawaran bantuan terus mengalir dari negara-negara Arab dan teman-teman Lebanon.

Gubernur Beirut, Marwan Abboud sempat menangis ketika dia berkeliling ke lokasi itu, berseru, "Beirut adalah kota yang hancur."

Perdana Menteri Hassan Diab bersumpah bahwa "mereka yang bertanggung jawab akan membayar (seluruh perawatan)."

Baca Juga: Oded M Danial Tanggapi Rencana Relaksasi Tempat Hiburan Malam di Bandung: Kalau Tak Siap, Cabut Lagi 

Beberapa dari mereka yang terluka tergeletak di tanah di sekitar pelabuhan, kata staf Associated Press di tempat kejadian. Seorang pejabat pertahanan sipil mengatakan masih ada mayat di dalam pelabuhan tertimbun di bawah puing-puing.

Beberapa rumah sakit Beirut rusak dalam ledakan itu. Di luar Rumah Sakit Universitas St. George di lingkungan Achrafieh di Beirut, orang-orang dengan berbagai luka tiba di ambulans, dengan mobil dan berjalan kaki.

Ledakan itu telah menyebabkan kerusakan besar di dalam gedung dan mematikan jaringan listrik. Lusinan yang terluka terpaksa dirawat di jalanan di luar rumah sakit, di atas tandu, dan kursi roda.

Di luar satu rumah sakit, salah satu warga Omar Kinno duduk di trotoar, menahan air matanya. Kinno, seorang warga Suriah, mengatakan salah satu saudara perempuannya terbunuh ketika ledakan mengguncang apartemen mereka di dekat pelabuhan dan leher saudari lainnya patah.

Baca Juga: Tidak Terima Disebut Bohong, Hadi Pranoto Berjanji Tuntut Balik dan Minta Ganti Rugi Rp145 Triliun 

Ibu dan ayahnya yang terluka dibawa ke rumah sakit, tetapi dia tidak tahu yang mana, dan dia menelepon petugas setempat untuk melacak mereka.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi pada orang tua saya. Saya benar-benar bingung,” katanya.

Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan salah satu kapalnya di pelabuhan rusak dan sejumlah penjaga perdamaiannya terluka, beberapa di antaranya serius.

Kebingungan berkuasa di seluruh kota, ketika orang-orang membersihkan rumah yang rusak atau mencoba mencari keluarga. Pengendara sepeda motor memilih jalan mereka melalui lalu lintas, membawa yang terluka.

Baca Juga: Cek Fakta: Disebut 'Otak Kosong', Gibran Rakabuming Dikabarkan Tantang Rocky Gerung Debat Terbuka 

Seorang wanita berlumuran darah dari pinggang ke atas berjalan menyusuri jalan yang rusak sambil berbicara dengan marah di teleponnya.

Di jalan lain, seorang wanita dengan wajah berlumuran darah tampak bingung, terhuyung-huyung melewati lalu lintas dengan dua teman di sisinya.

"Negara ini dikutuk," seorang pria muda lewat bergumam.

Ledakan itu terjadi pada saat ekonomi Lebanon menghadapi keruntuhan dari krisis keuangan dan pembatasan virus corona.

Baca Juga: 123 Teroris Membelot Jadi Pasukan Keamanan Turki Usai Memilih Menyerah 

Banyak yang kehilangan pekerjaan, sementara nilai tabungan mereka telah menguap karena mata uang telah jatuh nilainya terhadap dolar. Hasilnya telah membuat banyak orang jatuh miskin dan telah mengeluarkan ribuan dari rumah mereka.

Ledakan itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana Lebanon akan terus mengimpor hampir semua barang vitalnya dengan pelabuhan utamanya yang hancur.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler