Refly Harun Soroti Utang Indonesia Hampir Capai 6.000 Triliun: untuk Rakyat atau Justru Konglomerat?

- 27 Desember 2020, 18:13 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun saat menghadiri program ILC.
Pakar hukum tata negara Refly Harun saat menghadiri program ILC. /Instagram/@Refly Harun./

Menurutnya, pokok permasalahannya yakni apakah utang itu memang untuk seluruh rakyat atau justru untuk pembiayaan konglomerat.

“Apakah utang-utang yang ada benar-benar digunakan untuk membangun ekonomi rakyat atau ekonomi konglomerat yang kebetulan lebih dekat dengan kekuasaan,” kata Refly seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 27 Desember 2020.

Lebih lanjut, pria berusia 50 tahun ini menilai bahwa hal tersebut dapat terjadi karena soal keberpihakan.

“Soal inilah yang membedakan satu orang dengan orang yang lainnya,” kata Refly menambahkan.

Baca Juga: PTPN VIII Somasi Ponpes Habib Rizieq, Fadli Zon: Terlalu Kentara Diskriminasi, Apa yang Kau Cari?

Ia menjelaskan, apabila keberpihakan itu kepada UMKM dan masyarakat menengah ke bawah yang merupakan mayoritas, maka ia yakin seluruh utang-utang tersebut memang untuk menyelamatkan kehidupan rakyat.

“Tapi kalau keberpihakannya lebih condong ke para konglomerat yang mau bangkrut, misalnya, dan kemudian memperoleh skema bantuan dari pemerintah, maka di situlah sesungguhnya utang kita selama ini,” ucapnya.

Menurut keterangannya, hal itu tidak sesuai dengan pasal 33 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun atas asas kekeluargaan.

“Yang di mana maksudnya keluarga besar (masyarakat Indonesia) yang harus diutamakan terlebih dulu,” ucap Refly.

Baca Juga: Sebut Ide Sandiaga Buat Jaket Biru ala Istana Jenius, Faizal: Jangan Lupa Minta Arahan dari Luhut

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x