UMKM pun diharapkan bisa menjadi pionir yang memegang peranan dalam menjalankan roda ekonomi dan mempertahankan daya beli dari masyarakat.
“Semangat para pelaku usaha untuk berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi dan diberi kemudahan, khususnya untuk dapat memamerkan karya-karyanya. Dengan In Store Promotion, produk-produk UMKM akan semakin dikenal oleh masyarakat atau konsumen dalam negeri” ucap Frida.
Frida melanjutkan usaha-usaha seperti fesyen dan kuliner harus terus disokong agar kedepannya dapat memenuhi kriteria kualitas dan kebutuhan pasar baik secara nasional dan internasional.
Salah satu kiat yang tepat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi dari sisi pengembangan desain dan produk.
“Kami mengimbau kepada para pelaku UMKM untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Sebab kelangsungan usaha harus terus kita jaga bersama.
Inilah yang kita sebut keberlanjutan dalam operasionalisasi usaha”, tutur Frida.
Berdasarkan data yang dirilis The State of The Global Islamic Economy Report tahun 2020-21, nilai konsumsi produk fesyen muslim di Indonesia pada tahun 2019 mencapai nilai 16 miliar dolar AS dan menjadi yang terbesar setelah empat negara lainnya yakni, Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan.
“Nilai konsumsi yang demikian besar merupakan peluang pasar yang perlu diisi oleh produk-produk fesyen dalam negeri. Apalagi, saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia” ujar Frida.