Bisa Pengaruhi Kesuburan, Simak 5 Gangguan Haid pada Wanita yang Harus Diwaspadai

- 3 September 2022, 21:40 WIB
Ilustrasi - Berikut 5 gangguan haid atau menstruasi pada wanita yang harus diwaspadai karena berpengaruh pada kesuburan.
Ilustrasi - Berikut 5 gangguan haid atau menstruasi pada wanita yang harus diwaspadai karena berpengaruh pada kesuburan. /Pixabay/

PR DEPOK - Menstruasi atau haid adalah salah satu siklus normal yang dialami wanita, dengan terjadinya pendarahan pada vagina.

Biasanya wanita yang akan mengalami haid akan merasakan tanda-tanda seperti rasa nyeri, dan perubahan mood yang signifikan.

Namun tahukah Anda bahwa rasa nyeri saat haid ternyata merupakan hal yang seharusnya tidak terjadi? hal itu dijelaskan oleh Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog (Obgyn) Brawijaya Hospital Antasari, dr. Mohammad Haekal, SpOG.

Baca Juga: Bisa Tingkatkan Peradangan Tubuh, Berikut 5 Minuman yang Harus Dihindari

Dalam keterangannya, Mohammad Haekal menjelaskan alasan terjadinya rasa nyeri ketika wanita menjelang atau sedang mengalami haid.

"Kodratnya seharusnya tidak nyeri. Cuma pada awal, terutama awal-awal mens itu terkadang bisa terjadi nyeri karena ada penyebabnya, disebutnya dismenore sekunder. Atau bisa juga karena banyaknya jumlah menstruasi itu, disebutnya dismenore primer. Tapi yang ada penyebabnya salah satunya adalah endometriosis," kata Haekal seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Kemudian, Mohammad Haekal pun mengungkapkan lima gangguan haid pada wanita, dan menyarankan agar segera memeriksakan diri apabila mengalami salah satunya.

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja 2022 Secara Online Lewat Link www.prakerja.go.id

Pemeriksaan diri ke rumah sakit tersebut menurutnya dilakukan agar gangguan haid yang dialami itu bisa diatasi dengan segera.

Lima gangguan haid yang dimaksud olehnya adalah pendarahan menstruasi yang abnormal, tidak haid, telat menstruasi, nyeri mens, dan PMS.

"Gangguan haid itu ada lima. Pertama adalah pendarahan menstruasi yang abnormal. Itu bisa karena polip, miom, endometriosis dan lain sebagainya. Yang kedua, tidak mens, kalau anak perempuan belum mens sampai 16 tahun itu mesti diperiksa," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, Haekal menjelaskan bahwa telat haid juga merupakan gangguan menstruasi yang ketiga, yang bisa terjadi karena gangguan tidak bertelur atau menjelang menopause.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Real Betis, Sabtu 3 September 2022 Pukul 21.15 WIB

"Keempat ini yang penting adalah nyeri mens, dan yang terakhir itu yang nggak kalah penting adalah PMS. Nah PMS ini ada tahapannya, yang berat itu bisa bahaya sampai marah-marah berlebihan atau depresi," tutur Mohammad Haekal.

Sementara itu, dr. Malvin Emeraldi, Sp.OG(K) menuturkan bahwa gangguan haid ternyata bisa mempengaruhi kesuburan.

Malvin Emeraldi menjelaskan bila seorang wanita mengalami gangguan pola, lama, dan jumlah saat haid, hal itu juga bisa berkaitan dengan gangguan kesuburan sehingga akan sulit mempunyai anak.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2022 Lewat HP untuk Cairkan Bantuan Rp2 Juta bagi Siswa SD, SMP dan SMA

Maka dari itu, ia menyarankan agar wanita yang mengalami gangguan haid segera memeriksakan diri ke rumah sakit, sehingga gangguan kesuburan pun bisa dihindari.

"Untuk pasangan suami istri itu bisa hamil, harus terjadi adanya pertemuan sperma dan sel telur dalam suasana yang kondusif. Kalau ada gangguan pola, lama, jumlah, kita nggak bisa tahu masa suburnya kapan, itu salah satu kenapa ini juga bisa mengalami gangguan kesuburan," ujar Malvin.

Dia pun menjelaskan bahwa dari semua gangguan haid yang berkaitan dengan gangguan kesuburan, ia lebih mengkhawatirkan pasien yang mengalami nyeri hingga menganggu aktivitas.

Baca Juga: Mengapa Harga BBM Naik Saat Minyak Dunia Turun? Ini Penjelasan Menkeu

"Namun, jujur dari semua gangguan haid yang berkaitan dengan gangguan kesuburan, yang saya takutkan adalah pasien pertama datang ke kita dengan keluhan nyeri haid plus gangguan kesuburan. Jadi kalau kita mengalami haid apalagi sampai mengganggu aktivitas, kemungkinan besar penyebabnya adalah endometriosis," tuturnya menjelaskan.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah