Hasil Survei Evaluasi I, Program Kartu Prakerja Bantu 13 Persen Pengangguran Jadi Miliki Pekerjaan

- 3 November 2020, 15:29 WIB
Kartu Prakerja.
Kartu Prakerja. /prakerja.go.id

PR DEPOK - Program Kartu Prakerja dibuat oleh Pemerintah untuk pekerja dan pengangguran selama terdampak pandemi Covid-19, yang didalamnya terdapat berbagai macam pelatihan.

Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja mengungkapkan sebanyak 13 persen peserta yang sebelumnya pengangguran menjadi memiliki pekerjaan.

Data itu didapatkan setelah mengikuti pelatihan, berdasarkan hasil survei evaluasi I periode 5 Agustus hingga 31 Oktober 2020.

Baca Juga: Jakarta Kota Terbaik, Ferdinand Hutahaean: Anies Seharusnya Ucapkan Terima Kasih ke Pendahulunya!

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif PMO Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari, dalam diskusi daring peran Kartu Prakerja di Jakarta, Selasa, 3 November 2020.

“Sebanyak 13 persen dari mereka yang semua pada Februari tidak bekerja, sekarang mereka menjadi bekerja,” ucap Denni, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Denni menjelaskan, bahwa survei evaluasi I itu direspons oleh 2.423.865 penerima Kartu Prakerja yang per Februari 2020, sebanyak 41 persen di antaranya atau 993.784 orang mengaku tidak bekerja sebelum mengikuti program.

Lanjutnya, setelah disurvei, 13 persen dari 41 persen pengangguran itu atau sekitar 129.191 peserta kini memiliki pekerjaan.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Sah Diteken Jokowi, KSPI Sebut Omnibus Law Dapat Kurangi Nilai Pesangon Buruh

Akan tetapi, Denni tidak memberikan detail jenis pekerjaan yang kini digeluti para peserta eks pengangguran itu.

Denni melanjutkan, sedangkan sebanyak 59 persen dari peserta survei evaluasi I atau sekitar 1.430.080 orang, sebanyak 42 persen di antaranya tetap bekerja.

Survei juga menyebutkan tujuh kategori pelatihan yang paling banyak diminati yakni gaya hidup (membuat masker, tata rias), manajemen pengelolaan UMKM, dan penjualan pemasaran terkait pemasaran digital dan bisnis daring.

Kemudian, pelatihan terkait keuangan, makanan dan minuman, bahasa asing dan teknologi informasi.

Baca Juga: Polemik UU Ciptaker bagi Pekerja, Tak Bisa Ajukan PHK Jika Dirugikan hingga Hak Permohonan Dihapus

Hasil survei I lainnya menunjukkan pemanfatan insentif paling banyak digunakan untuk kebutuhan pokok dan modal usaha.

Denni mengungkapkan secara rinci, sebanyak 96 persen untuk konsumsi bahan pangan, 75 persen untuk listrik, 63 persen untuk modal usaha, 65 persen untuk bensin dan 63 persen untuk pulsa/kuota internet.

Selanjutnya, survei evaluasi II yang diikuti 293.255 penerima program yang dilakukan 4-31 Oktober 2020 menyebutkan Kartu Prakerja mengakselerasi inklusi keuangan.

Denni menyebutkan, berdasarkan hasil survei, sebelum mengikuti program Kartu Prakerja sebanyak 12 persen tidak memiliki rekening bank dan akun dompet elektronik.

Baca Juga: Meski Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis, Istri Presiden Turki Ini Kedapatan Pakai Tas Hermes

“Sekarang mereka sudah punya, 76 persen memiliki e-wallet baik OVO, Gopay dan LinkAja dan 27 persen memilki rekening bank,” ujar Denni.

Hasil survei evalausi II juga mengungkapkan sebanyak 25 persen peserta survei II mengaku program Kartu Prakerja mendorong kewirausahaan, dan 16 persen wirusaha sendiri.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah